Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Startup DamoGO Dorong Kurangi Limbah di Sektor Makanan dan Minuman

Mediaindonesia.com
16/10/2021 18:56
Startup DamoGO Dorong Kurangi Limbah di Sektor Makanan dan Minuman
Melalui aplikasi dan layanannya, DamoGO ingin mengoptimasi penyerapan bahan pangan sambil mengurangi limbah pangan.(Ist)

PERUSAHAAN rintisan atau start-up asal Indonesia-Korea Selatan, DamoGO, menggabungkan teknologi dan kreativitas menciptakan aplikasi smartphone bagi pebisnis F&B (Food and Beverages) untuk terhubung dengan pemasok.

Melalui aplikasi dan layanannya, DamoGO ingin mengoptimasi penyerapan bahan pangan sambil mengurangi limbah pangan di sektor industri F&B.

Indonesia sendiri tercatat sebagai penghasil limbah pangan kedua terbesar di dunia.

Upaya kolektif para pebisnis F&B (makanan dan minuman) dan perubahan yang holistik dirasa perlu untuk turut menyelesaikan permasalahan ini dan mendukung ketahanan pangan Indonesia, ini ditekankan oleh DamoGO pada webinar yang bertajuk ‘Create Taste, Not Waste’.

Dalam keterangan pers, Sabtu (16/10), Muhammad Farras, Co-founder dan COO DamoGO menyatakan,“Terdapat sejumlah inefisiensi di lapangan yang membuat hasil pertanian tidak terserap baik dan berisiko terbuang menjadi limbah dan polusi."

"DamoGO berusaha memecahkan masalah ini dengan menyediakan layanan penghubung antara pemasok dan pebisnis F&B di Yogyakarta melalui aplikasi smartphone, yang bertujuan untuk mempermudah proses pembelian bahan makanan secara digital, mengoptimasi serapan dan konsumsi hasil pertanian agar tidak terbuang,” tutur Farras.

Sistem manajemen dan purchasing untuk mengoptimasi serapan Aplikasi DamoGO berperan membantu pemilik bisnis F&B untuk merapikan sistem manajemen dan purchasing.

"Melalui aplikasi ini manajemen dapur pebisnis F&B ter-digitalisasi, dan menjadi ruang interaksi jual-beli bahan pangan antara pebisnis dengan pemasok." katanya.

"Aplikasi sebagai upaya DamoGO mendorong pebisnis F&B untuk menerapkan operasional bisnis berkelanjutan dan efisien, dengan mempersingkat proses rantai pasok, mengurangi emisi dan biaya, serta mendukung keberlangsungan bisnis petani dan pemasok skala kecil dan menengah," papar Farras.

Pemanfaatan Imperfect Produce WAROONG by DamoGO, salah satu layanan dari DamoGO, menyediakan produk pangan dengan grade yang luas, dari grade a, grade b sampai grade c, yang dipanen segar oleh petani dan pemasok DamoGO.

Salah satu bentuk produk pangan grade c adalah imperfect produce, yaitu hasil pertanian yang tidak sempurna dari segi bentuk atau ukuran. Produk jenis ini menjadi penyumbang limbah pangan yang signifikan karena tidak sesuai dengan standar ritel dan pada akhirnya terbuang sebelum dimanfaatkan.

Hartono Moe, seorang F&B Business Collaborator, menekankan bahwa penggunaan imperfect produce menjadi salah satu cara bagi industri F&B agar ramah lingkungan atau berkelanjutan.

“Bahan pangan yang tidak sempurna secara fisik atau imperfect produce tidak akan mempengaruhi kualitas sajian sehingga tetap baik untuk digunakan. Dengan harga yang terjangkau, pemilihan bahan pangan yang tidak sempurna mendukung bisnis F&B untuk menghemat biaya operasional," kata Hartono.

"Aplikasi yang disediakan oleh DamoGO berhasil mengefisienkan proses pembelian produk tidak sempurna dan mengurangi biaya operasional, menjadi dukungan yang baik untuk mempermudah transisi bisnis F&B jadi berkelanjutan,” jelasnya.

Pengurangan limbah pangan dukung ketahanan pangan Indonesia Indonesia merupakan negara penghasil limbah pangan kedua terbesar di dunia setelah Arab Saudi.

Kementerian Pertanian (Kementan) RI menyatakan total limbah pangan per tahun mencapai 1,3 juta ton, atau sekitar 300 kg per orang.

Kontradiktif dengan jumlah pangan yang terbuang, Indonesia saat ini masih mengalami problem ketahanan pangan, seperti pemenuhan gizi yang tidak sempurna yang menyebabkan malnutrisi.

DamoGO berharap keberadaan teknologi yang diciptakan tidak hanya mendukung geliat bisnis F&B dan para pemasok.

"Dengan mengoptimasi serapan dan konsumsi hasil produk pangan, termasuk imperfect produce, dapat berperan dalam menyelesaikan permasalahan pangan dan dukung ketahanan pangan Indonesia," ujar Farras.

“Mulai dari Kota Yogyakarta, DamoGO berharap bisa mendorong industri F&B yang berkelanjutan di Indonesia,” tutup Farras.

DamoGO mengadakan rangkaian acara “Jamuan Rasa” untuk berbagi pesan tentang pentingnya mendorong industri F&B yang berkelanjutan dan mengurangi limbah pangan di Indonesia.

Terdapat 4 rangkaian acara “Jamuan Rasa”, yaitu acara Instagram Live pada 24 September 2021; Acara donasi, bekerja sama dengan Gerakan Relawan Dapur Umum Buruh Gendong Perempuan, memberikan makan siang untuk 400 buruh gendong perempuan, pengemudi becak, tukang parkir, dan komunitas marginal di Yogyakarta pada 29 September 2021.

Selain itu, webinar bertajuk “Create Taste, Not Waste: Incorporating Sustainability to Improve Your F&B Business” pada 15 Oktober 2021. Selajutnya, ditutup dengan acara “Jamuan Rasa: Menjamu Rasa, Meramu Sisa” yang mempertemukan aktor-aktor penggerak industri pangan (agri-kuliner) setempat, baik pemilik bisnis, chef, hingga komunitas kreatif.

Pada acara Jamuan Rasa tahun ini, para tamu diajak untuk langsung mencoba dan menggunakan aplikasi dan layanan DamoGO: DamoGO dan WAROONG by DamoGO. (RO/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya