Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
Pengamat keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya berpesan agar korban kebocoran data tidak lagi menggunakan data digitalnya sebagai dokumen, pelengkap maupun credentials.
"Ketika data sudah bocor, ya pengguna yang jadi korban sudah tidak bisa ngapa-ngapain lagi. Dia cuma bisa berdoa pada Tuhan Yang Maha Esa agar datanya dia tidak disalahgunakan. Lalu ke depannya harus seperti apa? Ya paling korban itu harus berhati- hati untuk kejadian serupa. Karena sudah tahu datanya bocor dan mungkin di eksploitasi seperti data perjalanan atau data penanggung jawab itu jangan digunakan lagi untuk credentials ya," kata Alfons, Selasa (31/8).
Ia pun menyebutkan ketika data sudah mengalami kebocoran di dunia maya, tidak akan ada jaminan data yang bocor itu dapat diselamatkan atau kembali terlindungi.
Kasus kebocoran data kini semakin berbahaya karena data yang bocor tersebut dapat terkesploitasi dan bisa berujung pada penyalahgunaan data dan kejahatan siber.
Beberapa kejahatan siber yang mungkin Anda alami karena data anda bocor di antaranya, akun anda digunakan untuk pinjaman daring ilegal oleh peretas, anda menjadi target penipuan telepon atau phising, tidak hanya itu data anda juga bisa disalah gunakan untuk menipu korban lainnya untuk mendapatkan data baru.
"Dalam kasus kebocoran data. Pemilik data selalu jadi korban, sementara pengelola yang gagal melindungi data cuma dapat malu. Mereka juga jadi tahu bahwa mereka tidak memiliki kemampuan untuk menjaga data tetap aman. Dalam kasus ini, pemilik data yang tereksploitasi dan mengalami kerugian. Ia bisa menuntut tanggung jawab kepada pengelola data," ujar Alfons.
Sebelumnya, pada Selasa (31/8) beredar laporan dugaan kebocoran 1,3 juta data pada eHAC. Data-data yang bocor tidak hanya sekadar data yang ada di KTP, tapi juga sampai menyentuh data hasil tes COVID-19, paspor, data rumah sakit dan klinik yang telah melakukan pengetesan pada pengguna, hingga data pembuatan akun eHAC.
eHAC merupakan aplikasi milik Kementerian Kesehatan yang berguna sebagai kartu verifikasi, kontrol kewaspadaan dan syarat yang perlu dipenuhi pelaku perjalanan di tengah pandemi COVID-19.
Dugaan kebocoran data tersebut terjadi karena pembuat aplikasi menggunakan database Elasticsearch yang tidak memiliki tingkat keamanan yang rumit sehingga mudah dan rawan diretas.
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) telah menonaktifkan database tersebut terhitung sejak 24 Agustus 2021, dua hari setelah VPN Mentor menghubungi BSSN. Kementerian Kesehatan pun menyebutkan data yang diduga mengalami kebocoran itu merupakan aplikasi eHAC yang lama yang tidak lagi digunakan sejak Juli 2021.
Demi kenyamanan dan keamanan lebih optimal, para pengguna aplikasi eHAC versi lama dan belum terhubung dengan aplikasi pedulilindungi.id diminta untuk menghapus akun dan aplikasi tersebut dari gawai.
Alfons berharap Pemerintah bisa berkaca dari kejadian kebocoran data yang berkali- kali terjadi dari institusi pemerintah dan mulai bisa memperbaiki paradigma tentang pentingnya menjaga data milik publik secara daring dengan lebih baik lagi. (Ant/OL-12)
Menkopolkam Budi Gunawan menggelar rapat koordinasi (rakor) untuk menindaklanjuti hasil pertemuan bilateral dengan Wakil Perdana Menteri Malaysia, Datuk Ahmad Zahid Hamidi
Para pemudik agar jangan mudah menerima makanan atau minuman dari orang yang tidak dikenal karena bisa saja itu modus kejahatan seperti hipnosis.
Selain kejahatan konvensional, Listyo menyebut Polri juga gencar melakukan penegakan hukum terhadap kejahatan perempuan, anak maupun kelompok rentan lainnya.
Pakar hukum pidana Chairul Huda mengatakan bahwa judi daring belum memenuhi syarat untuk dikategorikan sebagai kejahatan luar biasa.
Komnas HAM terus mendorong para pengambil kebijakan untuk meniadakan dan penghapusan aturan terkait hukuman mati di berbagai kasus.
Dengan GTA, Minecraft, dan Call of Duty sebagai gim yang paling banyak dieksploitasi, jelas bahwa penjahat dunia maya secara aktif mengikuti tren gim untuk mencapai target mereka.
Maskapai Qantas mengalami serangan siber yang menyasar sistem layanan pelanggan milik pihak ketiga.
Selain aksi militer konvensional, perang Iran-Israel kini telah merambah ranah digital, bank menjadi salah satu target serangan.
Kaspersky menemukan 251.931 upaya pengiriman malware atau file berbahaya yang disamarkan dengan nama-nama judul anime.
Fokus ancaman global telah bergeser dari medan perang fisik menuju ruang digital. Serangan siber kini tidak lagi terbatas pada pembobolan data atau gangguan terhadap sistem keuangan semata.
Pada 2024 saja, Kaspersky mendeteksi dan mencegah hampir 50 juta serangan malware pada perangkat yang menargetkan bisnis di Asia Tenggara (SEA).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved