Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Ini Empat Penyebab Serangan Siber ke Indonesia Diprediksi akan Terus Meningkat

Basuki Eka Purnama
25/7/2025 22:49
Ini Empat Penyebab Serangan Siber ke Indonesia Diprediksi akan Terus Meningkat
Ilustrasi(Freepik)

RISET terbaru dari dari Positive Technologies berjudul Cybersecurity threatscape in Southeast Asia mengungkap bahwa pada 2025, serangan siber ke negara Asia Tenggara diprediksi akan terus meningkat. Filipina dan Singapura akan menjadi target utama serangan siber karena cryptocurrency legal digunakan di kedua negara ini. 

Indonesia ada di peringkat kelima negara ASEAN yang menjadi target serangan siber. Riset mengungkapkan Indonesia rapuh menghadapi serangan siber yang melibatkan teknologi Internet of Things, utamanya disebabkan oleh empat hal. Pertama, karena regulasi keamanan siber yang terpencar. Diikuti rendahnya budget yang dikeluarkan untuk keamanan siber dan rendahnya literasi digital masyarakat, dan terakhir karena terbatasnya infrastruktur keamanan siber dalam negeri. 

Ancaman siber di ASEAN ini membuat 370 pakar siber dari India, Indonesia, Filipina dan Rusia hadir dalam diskusi terbuka bagi para profesional keamanan siber di Jakarta, Rabu (23/7) yang digelar oleh Positive Technologies, perusahaan pemimpin industri keamanan siber berbasis hasil. 

Direktur Regional Positive Technologies untuk Asia Tenggara Elena Grishaeva mengatakan ketahanan siber yang kuat di tingkat perusahaan, industri, maupun negara sangat bergantung pada pengembangan talenta profesional. 

“Selama setahun terakhir, kami bekerja sama dengan berbagai institusi pendidikan terkemuka di Indonesia untuk melatih spesialis cyber security baru dan memperkuat pertahanan, baik untuk Indonesia maupun kawasan Asia Tenggara. Acara meet up di Jakarta menjadi langkah penting mendukung upaya ini,” ujarnya.

Para pakar hadir untuk membahas ancaman pembobolan data, ketika Riset Positive Technologies mengungkap fakta mengkhawatirkan: sekitar 28% iklan di forum dark web yang beredar di kawasan Asia Tenggara berkaitan langsung dengan Indonesia. Artinya, nama Indonesia cukup sering disebut dalam aktivitas dunia maya ilegal.

Data menunjukkan bahwa 62% serangan siber di Indonesia lebih banyak pada aktivitas pembobolan data, sebuah ancaman serius bagi privasi dan keamanan publik maupun institusi. 

Dalam periode 2023 hingga 2024, sektor manufaktur menjadi sasaran utama para pelaku kejahatan siber, menyumbang 31% dari total serangan. Disusul oleh instansi pemerintah dan perusahaan keuangan, masing-masing sebesar 23%.

Para pakar siber mencatat bahwa Indonesia telah membuat kemajuan besar dalam memperkuat infrastruktur digital dan meningkatkan literasi digital masyarakat dalam beberapa tahun terakhir. 

Langkah ini memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan digital tercepat di kawasan Asia Tenggara. Namun, pesatnya adopsi teknologi digital juga membawa tantangan baru. Dengan makin banyak layanan berpindah ke ranah daring, kebutuhan akan sistem keamanan siber yang kuat menjadi sangat mendesak untuk mencegah kebocoran data dan serangan siber yang semakin canggih.

Chief Hacking Officer Positive Technologies Dmitry Serebryannikov menambahkan bahwa misi mereka bukan sekadar berbagi pengetahuan, tetapi juga membantu para profesional keamanan siber di seluruh dunia untuk mengembangkan keterampilan dan keahlian mereka. 

“Bagi kami, ini bukan hanya pertukaran pengalaman, tetapi bagian dari misi budaya global kami. Acara seperti ini akan membangun komunitas ahli yang solid, yang bisa menghadapi ancaman siber secara bersama-sama—baik di Asia Tenggara maupun di tingkat global,” jelasnya.

Di Positive Hack Talks Jakarta, para pembicara membahas berbagai topik penting di dunia cyber security melalui contoh-contoh nyata. Alena Skliarova dari Positive Technologies menjelaskan bagaimana pelaku bisa memanfaatkan Android Runtime Resource Overlay (RRO) untuk menipu pengguna. Sementara Jay Turla dari VicOne membagikan pengalamannya membangun Car Hacking Village pertama di Filipina. 

Peserta juga memanfaatkan acara ini untuk memperluas networking mereka, bertemu dengan profesional yang memiliki visi sama, dan berdiskusi santai langsung dengan para pakar.

Positive Technologies mulai menggelar seri International Meet Up Series sejak tahun 2024. Acara sebelumnya diselenggarakan di Bengaluru (Oktober 2024), di Hanoi (November 2024), dan di Kairo (Maret 2025).
Pada bulan Mei 2025, di festival keamanan siber Positive Hack Days, perusahaan menandatangani perjanjian kerja sama dengan empat institusi pendidikan di Indonesia, termasuk Universitas Muhammadiyah Jakarta dan Universitas NU NTB. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya