Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Pergeseran ke Digitalisasi makin Masif Selama Pandemi Covid-19

Ghani Nurcahyadi
19/6/2020 18:12
Pergeseran ke Digitalisasi makin Masif Selama Pandemi Covid-19
Ilustrasi ekonomi digital(Ilustrasi)

AKTIVITAS bisnis di bidang teknologi informasi dan komunikasi (ICT) selama pandemi Covid-19 mengalami pergeseran. Kondisi ini terjadi mengikuti pergeseran yang dialami konsumen dalam upaya memenuhi kebutuhan primernya.

“Ada shifting pada konsumsi, karena konsumen lebih banyak di rumah. Banyak kebutuhan primer dipenuhi melalui (layanan) online. Konsumen membutuhan ICT sebagai jembatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” kata Hiro Whardana, Principal Consultant Artemis dalam diskusi virtual bertajuk Tren Baru ICT di Era New Normal, Jumat (19/6).

Hiro menjelaskan, terdapat beberapa sektor usaha yang mau atau tidak mau harus melakukan pergeseran dalam praktik bisnisnya. Mereka bergerak menjadi semakin mengandalkan teknologi digital alias ICT, contohnya sektor pendidikan, layanan kesehatan, hiburan, olahraga, serta jasa keuangan. 

Di bidang layanan kesehatan, menurut Hiro, pemanfaatan teknologi digital seperti telemedicine mungkin tidak hanya berlangsung selama pandemi Covid-19. Bisa jadi, inovasi semacam ini menjelma sebagai solusi jangka panjang pada era normal baru. 

Baca juga : Siap Saingi Zoom, Google Sajikan Meet di Gmail Android dan iOS

“Kami juga melihat, pada awal-awal (PSBB) terjadi pergeseran traffic internet. Biasanya terfokus di daerah distrik bisnis pada jam-jam kantor, tetapi sekarang pada jam-jam kantor merambah area residensial karena masyarakat kerja dari rumah,” tutur Hiro. 

SVP Pre Sales Lintasarta Gidion Suranta Barus mengatakan, seiring dengan shifting yang terjadi maka persaingan bisnis di antara perusahaan ICT ikut meningkat. Pasalnya, praktik bisnis yang sebelumnya fokus kepada layanan offline saja, lantas ikut mengembangkan online service. 

“Jadi, pemain di bidang layanan digital bertambah. Ada yang baru-baru sekarang. Belum lagi pemain dari luar negeri tetap melirik masuk ke Indonesia karena melihat Indonesia memiliki pasar yang potensial. Memang kami prediksi persaingan akan naik,” kata Gidion. 

Oleh karena itu, imbuhnya, tak perlu heran jika ke depan terjadi peningkatan belanja digital terutama untuk empat komponen, yaitu jaringan, infrastruktur TI, aplikasi, serta layanan keamanan siber. Pola belanjanya juga disinyalir bakal berubah dari membeli capital expenditure menjadi operating expenditure. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya