Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kenaikan harga Pertamax menjadi Rp12.500/liter tidak akan menimbulkan inflasi, karena mayoritas pengguna Pertamax adalah perorangan bukan industri.
Shifting dari pertamax ke pertalite diperkirakan akan minimal.
PUSAT Kedaulatan Rakyat (PAKAR) menilai rencana kenaikan harga Pertamax, merupakan sesuatu yang tidak terelakkan, karena mengingat harga minyak dunia mengalami kelonjakan.
Harga baru Pertamax masih berada di bawah harga keekonomiannya.
KEBIJAKAN pemerintah menaikan harga Pertamax dinilai sudah melalui berbgai perhitungan dan pertimbangan yang matang.
DPR menilai BBM jenis Pertamax tidak pantas mendapatkan subsidi dari pemerintah, karena dikonsumsi kalangan mampu dengan kendaraan mewah.
Rencananya penyesuaian harga BBM dengan nilai oktan (RON) 92 itu diterapkan pada bulan depan.
Penyesuaian harga BBM jenis Pertamax ditengarai terjadi dalam waktu dekat, karena harga minyak dunia sudah di atas US$100 per barel.
Hingga akhir Maret 2022 ini, harga minyak dunia masih tinggi di atas US$100 per barel.
Selama ini Pertamina menjual harga Pertamax di bawah harga keekonomian. Yang berarti bahwa Pertamina seolah-olah mensubsidi pengguna Pertamax.
SERIKAT Pekerja Pertamina Seluruh Indonesia (SPPSI) minta agar pemerintah menyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi di tengah tingginya harga minyak mentah.
Anomali terjadi sejak awal 2021, Shell sudah mulai naik, Pertamax Turbo sudah mulai naik, namun Pertamax 92 masih stagnan sampai sekarang.
Dia menuturkan, BBM RON 92 ini digunakan lebih dari 13% konsumsi BBM nasional atau umumnya digunakan orang kaya.
Batas atas harga jual jenis BBM umum RON 92 untuk Maret 2022 sebesar Rp. 14.526 per liter.
Produk BBM sejenis Pertamax dengan kadar oktan (RON) 92 dari perusahaan lain dijual sekitar Rp11.900-Rp12.990 per liter.
"Ada selisih Rp4.000 yang ditanggung Pertamina. Jadi yang boncos itu nanti Pertamina."
Sudah sewajarnya harga Pertamax disesuaikan dengan harga pasar karena diperuntukan bagi masyarakat mampu.
Pertamina tengah mengkaji potensi penyesuaian harga Pertamax seiring kenaikan harga minyak mentah beberapa waktu terakhir.
Pertamina mengaku tengah mengkaji penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax. Hal ini mengingat harga minyak dunia yang meroket US$100 per barel.
Efisiensi ketat Pertamina dalam menyikapi harga minyak dunia yang terus meroket, mendapat tanggapan positif.
Media Indonesia berusaha menghadirkan foto-foto eksclusive sehingga pembaca dapat melihat kejadian aktual dengan lebih baik
LOAD MORECopyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved