Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
EFISIENSI ketat Pertamina dalam menyikapi harga minyak dunia yang terus meroket, mendapat tanggapan positif.
Menurut Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa, efisiensi memang harus dimaksimalkan untuk menekan biaya produksi dan potensi kerugian BUMN tersebut.
“Dalam kondisi sekarang, dimana Pertamina belum menyesuaikan beberapa harga produk BBM, di tengah kenaikan harga crude oil, maka langkah-langkah yang dilakukan Pertamina, termasuk efisiensi patut mendapat apresiasi,” kata Fabby kepada media pada Senin (14/3).
Langkah-langkah yang dimaksud Fabby, antara lain ketika Pertamina terus melakukan efisiensi secara menyeluruh di semua aspek bisnis, dari hulu sampai hilir, melakukan reformasi business model & operating model termasuk prioritasi investasi dan strategi optimasi kas internal, optimalisasi digital transformation dan new ways of working.
Selain itu, kata Fabby, juga terkait upaya Pertamina dalam menekan biaya produksi BBM dalam negeri.
Baca juga: Kelangkaan Solar di Kalsel Belum Teratasi
Dalam hal ini, Pertamina memaksimalkan penggunaan minyak mentah domestik dan dan mengoptimalkan penggunaan gas alam untuk penghematan biaya energi. Termasuk paralel, ketika dilakukan juga peningkatkan produksi kilang untuk produk yang bernilai tinggi.
Hanya yang perlu diingat, lanjutnya, bahwa efisiensi juga ada batasnya. Terlebih saat ini, ketika harga minyak dunia terus melambung yang membuat BUMN energi itu mendapat tekanan berat.
Terkait tekanan tersebut, Fabby memberi gambaran, bahwa dengan harga minyak dunia berkisar antara USD100 hingga 200 per barel, maka harga penyediaan bahan bakar minyak sekitar Rp11.500-13.000 per liter.
Padahal, saat ini Pertalite dijual seharga Rp 7.650 per liter dan Pertamax dijual Rp 9.000. Harga tersebut belum mengalami kenaikan sejak tiga tahun terakhir.
“Jadi dengan harga BBM sekarang, sangat jauh di bawah biaya penyediaan BBM Pertamina,” kata Fabby.
Untuk itulah Fabby menyarankan, agar efisiensi juga dibarengi dengan kebijakan lain. Misalnya saja, dengan melakukan penyesuaian harga.
“Kebijakan ini perlu dilakukan. Jika, tidak maka Pemerintah perlu memberikan subsidi atau kompensasi. Apalagi saya perkirakan, harga minyak akan terus tinggi, di atas USD 90 per barel hingga pertengahan tahun ini. Kalau benar demikian, tentu beban Pertamina akan semakin berat,” lanjutnya.
Fabby menambahkan, 50% penjualan BBM Pertamina berasal dari Pertalite. Dengan demikian, kebijakan Pertamina sebelumnya yang sudah menaikkan harga BBM non penugasan, yaitu Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite, memang sudah sewajarnya.
“Hanya saja, kenaikan itu tetap tidak dapat menutupi biaya kedua jenis BBM tersebut,” lanjutnya.
Pertamina sendiri, sebelumnya mengakui bahwa kinerja keuangan mereka cukup tertekan dengan kenaikan harga minyak dunia akibat perang Rusia-Ukraina.
Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga (PPN), Subholding Commercial and Trading Pertamina Irto Ginting mengungkapkan, harga minyak mentah dunia yang terus melambung menekan keuangan Pertamina cukup kesulitan.
"Tentunya, kenaikan harga minyak ini memberikan tekanan bagi kami di hilir," kata Irto.
Pertamina juga menyatakan terus memonitor perkembangan global serta mengkaji kemungkinan penyesuaian harga Pertamax.
Sedangkan untuk Pertalite sebagai BBM yang dikonsumsi masyarakat banyak, dipastikan tidak mengalami perubahan. (RO/OL-09)
PT Pertamina berhasil meraih penghargaan tertinggi sebagai Pembina UMKM Paling Berdedikasi dalam ajang UMKM BUMN Award 2025.
RUU BUMN Perubahan diajukan karena adanya urgensi nasional pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Rini menjelaskan bahwa Tom Lembong pernah menugaskan PT PPI untuk mengendalikan harga gula melalui kerja sama dengan produsen gula dalam negeri.
Mulai dari masa awal kemerdekaan yang fokus pada konektivitas dasar antarwilayah, hingga era Orde Baru yang membangun jalan nasional, pelabuhan, dan irigasi.
Perjalanan usaha sering kali berawal dari kecintaan pada tradisi keluarga. Inilah yang dialami Ratna, pemilik Baker’s Gram, sebuah UMKM di bidang kuline.
PENGAMAT badan usaha milik negara (BUMN) Toto Pranoto menyoroti peran penting PT Pegadaian untuk terus tumbuh dan berkembang bersama masyarakat.
Tiongkok mengimbau komunitas global untuk memperkuat upaya menurunkan ketegangan dan mencegah krisis regional berdampak lebih luas.
"Indonesia harus menunjukkan kesiapan dan ketanggapan dalam menghadapi dampak lanjutan dari dinamika kawasan Timur Tengah.
Pascaserangan rudal Iran ke pangkalan militer AS, harga minyak jatuh dan saham AS melonjak.
PEMERINTAH memastikan tekanan global imbas perang Ira-Israel masih dapat dimitgasi. Gejolak yang terjadi pada perekonomian masih dalam batas aman dan belum mengkhawatirkan.
Harga minyak mengalami lonjakan tajam usai Amerika Serikat menyerang fasilitas nuklir Iran.
Penutupan Selat Hormuz diprediksi bakal mengganggu suplai minyak dunia, menyebabkan lonjakan harga, dan untuk sementara waktu mencegah kapal perang AS keluar dari Teluk Persia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved