Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Tiongkok Peringatkan Dampak Global Jika Selat Hormuz Ditutup

Budi Ernanto
24/6/2025 15:30
Tiongkok Peringatkan Dampak Global Jika Selat Hormuz Ditutup
Ilustrasi.(AFP/ANDREJ ISAKOVIC)

PEMERINTAH Tiongkok menyatakan keprihatinannya atas rencana Iran menutup Selat Hormuz, jalur laut krusial bagi distribusi minyak dan gas dunia. Langkah ini dipicu oleh meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel yang diperburuk oleh serangan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran.

"Teluk Persia dan perairan di sekitarnya merupakan rute penting untuk perdagangan barang dan energi internasional. Menjaga keamanan dan kestabilan kawasan ini merupakan kepentingan bersama masyarakat internasional," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Guo Jiakun, dalam konferensi pers di Beijing, Senin.

Menurut Guo, Tiongkok mengimbau komunitas global untuk memperkuat upaya menurunkan ketegangan dan mencegah krisis regional berdampak lebih luas terhadap pertumbuhan ekonomi dunia.

"Tiongkok menyerukan kepada masyarakat internasional untuk meningkatkan upaya guna mendorong deeskalasi konflik, dan mencegah kekacauan regional berdampak lebih besar pada pertumbuhan ekonomi global," katanya.

Rencana penutupan Selat Hormuz diumumkan oleh anggota parlemen Iran pada Minggu (22/6), dan ini menjadi kali pertama Iran mempertimbangkan penutupan total selat tersebut sejak konflik Iran-Israel meletus pada 1979. Selat ini merupakan jalur penting bagi ekspor minyak dari negara-negara seperti Arab Saudi, Iran, Qatar, UEA, Irak, dan Kuwait.

Penutupan selat tersebut diperkirakan menimbulkan dampak ekonomi besar. Sekitar 20 juta barel minyak mentah atau 20 persen konsumsi global melewati jalur ini setiap harinya menurut Badan Informasi Energi AS. Dampaknya sudah mulai terasa, di mana harga minyak Brent melonjak 2,45 persen menjadi USD 77,33 per barel, menurut data perdagangan Minggu malam.

Guo Jiakun juga menjelaskan bahwa Tiongkok terus berkomunikasi dengan Iran dan pihak-pihak terkait lainnya.

"Komunikasi antara Tiongkok dan Iran, terus berlangsung. Baru-baru ini, Menteri Luar Negeri Wang Yi telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Iran Seyed Abbas Araghchi melalui telepon dan menyatakan bahwa Tiongkok siap untuk meningkatkan komunikasi dengan Iran dan pihak-pihak terkait lainnya untuk terus memainkan peran konstruktif dalam upaya deeskalasi," ujarnya.

Terkait serangan AS terhadap situs nuklir Iran, Tiongkok menilai tindakan itu melanggar prinsip-prinsip Piagam PBB dan memperburuk krisis Timur Tengah.

"Dewan Keamanan tidak dapat tinggal diam. Tiongkok, Rusia, dan Pakistan mengusulkan rancangan resolusi kepada Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera dan tanpa syarat, perlindungan warga sipil, penghormatan terhadap hukum internasional, dan keterlibatan dalam dialog dan negosiasi," tambah Guo.

Tiongkok juga melaporkan bahwa hingga saat ini, mereka telah berhasil mengevakuasi 3.125 warga negaranya dari Iran melalui koordinasi antara Kementerian Luar Negeri, Kementerian Transportasi, dan otoritas penerbangan sipil.

"Di antara mereka, ada bayi berusia 10 bulan, seorang lansia berusia 70 tahun, dan warga negara dari Hong Kong dan Taiwan. Karena warga negara Tiongkok yang ingin meninggalkan Iran telah dievakuasi dengan selamat, evakuasi personel Tiongkok di Iran telah selesai," jelas Guo Jiakun.

Sementara itu, Kedutaan Besar Tiongkok di Israel juga membantu lebih dari 500 warganya serta sejumlah warga negara asing seperti dari Inggris, India, dan Polandia untuk meninggalkan wilayah konflik dengan aman.

"Selama evakuasi, negara-negara, termasuk Iran, Azerbaijan, Turkmenistan, Armenia, Turki, Irak, UEA, Oman, Kuwait, Mesir, dan Yordania, menawarkan dukungan yang berharga kepada kami, kami berterima kasih akan hal itu," kata Guo.

Namun demikian, masih ada sejumlah warga negara Tiongkok yang memilih untuk tetap berada di Iran dan Israel.

"Kementerian kami mengingatkan mereka untuk tetap aman. Rekan-rekan kami di misi diplomatik dan konsuler Tiongkok di Iran dan Israel telah tetap bertugas, dan akan terus melakukan segala yang mungkin untuk menawarkan bantuan kepada warga negara Tiongkok di sana," ujarnya.

Sejak dimulainya serangan Israel, dilaporkan 430 orang tewas dan lebih dari 3.500 orang terluka di Iran, sementara Israel mencatat 25 korban jiwa dan ratusan luka-luka akibat konflik yang terus berlanjut. (Ant/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya