Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
TIONGKOK berharap prinsip timbal balik menjadi dasar dalam pembicaraan dagang dengan Amerika Serikat. Delegasi kedua negara kembali melakukan perundingan di Stockholm, Swedia, kemarin.
Pertemuan bilateral tersebut dijadwalkan berlangsung selama dua hari dan menjadi krusial di tengah kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump yang memasuki masa penentu. Salah satu agenda utama yang dibahas yaitu kemungkinan perpanjangan kebijakan penurunan tarif.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Guo Jiakun, menegaskan Beijing berharap kedua pihak dapat melangsungkan dialog dengan semangat saling menghormati dan menguntungkan. "Kami ingin memperkuat konsensus melalui dialog dan komunikasi, mengurangi kesalahpahaman, memperkuat kerja sama, dan mendorong perkembangan hubungan Tiongkok-AS yang stabil, sehat, dan berkelanjutan," ujar Guo, kemarin.
Kegagalan mencapai kesepakatan dalam waktu dekat dapat berdampak besar. Menurut data dari lembaga riset The Budget Lab di Universitas Yale, kebijakan tarif era Trump mengerek beban pajak impor AS ke level tertinggi sejak masa Depresi Besar 1930-an.
Kedua negara saling mengenakan tarif tinggi sejak April lalu. Washington mengenakan tarif minimum 145% untuk barang-barang Tiongkok dan Beijing membalas dengan tarif setidaknya 125%. Kini AS memangkas tarifnya sementara menjadi 30% dan Tiongkok menurunkan tarif balasan menjadi 10%. Namun, masa jeda selama 90 hari yang disepakati dalam pertemuan di Jenewa pada Mei untuk Tiongkok akan berakhir 12 Agustus mendatang.
Menurut Kepala Strategi di Minerva Technology Futures, Emily Benson, sikap pemerintahan AS terhadap Tiongkok tampak mengalami pergeseran sejak pertemuan di London. "Suasana saat ini lebih berfokus pada hal yang bisa dicapai serta menghangatkan hubungan dan menahan faktor-faktor yang bisa memicu ketegangan," ujarnya kepada AFP.
Meski belum menghasilkan kesepakatan final, Benson menilai ada kemajuan terutama dengan dimulai kembali perdagangan beberapa komoditas penting seperti logam tanah jarang dan semikonduktor. "Menkeu Bessent juga memberi sinyal bahwa salah satu hasil konkret yang mungkin dicapai adalah memperpanjang masa jeda tarif 90 hari. Itu pertanda menjanjikan bahwa sesuatu yang lebih substansial mungkin tengah disiapkan," kata Benson.
Mengutip sumber dari kedua pihak, South China Morning Post melaporkan Washington dan Beijing kemungkinan besar akan memperpanjang masa penangguhan tarif selama 90 hari lagi. Sementara itu, Presiden Trump mengumumkan berbagai kesepakatan dagang dengan Uni Eropa, Inggris, Vietnam, Jepang, Indonesia, dan Filipina.
"Perpanjangan kesepakatan antara AS dan Tiongkok untuk mempertahankan tarif pada tingkat yang lebih rendah dinilai menunjukkan kedua pihak masih melihat nilai dalam melanjutkan dialog," kata Thibault Denamiel, peneliti di Pusat Studi Strategis dan Internasional.
Presiden Dewan Bisnis AS-Tiongkok, Sean Stein, mengimbuhkan dunia usaha tidak terlalu berharap akan ada hasil rinci dari pembicaraan di Stockholm. Meski diprediksi masih jauh dari skenario ideal, tetapi ada pergerakan. "Yang lebih penting ialah suasana yang muncul dari pertemuan itu," katanya kepada AFP.
"Kalangan bisnis optimistis kedua presiden akan bertemu kembali akhir tahun ini, mudah-mudahan di Beijing. Sudah jelas bahwa pengambil keputusan akhir ada di tangan para presiden masing-masing," tambah Stein.
Menurut beberapa analis lain, Tiongkok memasuki putaran perundingan terbaru dengan pengaruh signifikan. "Hal ini tercermin dalam Tiongkok menanggapi putaran perundingan saat ini. Tiongkok tidak mengikuti ritme atau kerangka kerja yang ditetapkan oleh pemerintahan Trump," ucap Zhao Minghao, wakil direktur Pusat Studi Amerika di Universitas Fudan, Shanghai, kepada The Washington Post, kemarin.
Perekonomian Tiongkok berjalan lebih baik dari yang diperkirakan tahun ini. Menurut statistik pemerintah terbaru, pertumbuhan ekonominya sebesar 5,3% pada paruh pertama 2025 dan ekspornya menemukan pasar di luar AS.
Sementara itu, kendali Tiongkok atas logam tanah jarang--yang dibutuhkan AS untuk peralatan militer, barang elektronik konsumen, dan barang-barang penting lain--memberinya keunggulan dalam negosiasi. Tiongkok menguasai 70% pertambangan logam tanah jarang dunia dan, yang lebih penting, lebih dari 90% pengolahannya.
Tiongkok memanfaatkan dominasi ini sebagai alat tawar-menawar dalam perundingan dagang dengan memberlakukan serangkaian pembatasan ekspor baru pada April terhadap logam tanah jarang. Kelompok 17 logam ini digunakan dalam beragam produk di sektor pertahanan, perawatan kesehatan, dan teknologi.
Pembatasan tersebut menimbulkan kekhawatiran yang meluas di pemerintahan Trump dan sektor-sektor penting ekonomi AS, yang menyebabkan Washington melunakkan nadanya. Pada akhir Juni, Beijing setuju melonggarkan pembatasan ekspor dan menyetujui izin untuk elemen tanah jarang dan magnet tanah jarang.
Bulan ini, Washington mengubah arah dan akan mengizinkan Nvidia menjual cip kecerdasan buatan H20 ke Tiongkok setelah melarang penjualannya pada April. Dalam beberapa minggu terakhir, AS juga melunakkan ancamannya terhadap Beijing. Bessent mengatakan kepada Fox Business minggu lalu bahwa perdagangan berada di posisi yang baik dengan Tiongkok dan perundingan tersebut konstruktif.
"Kita akan membahas banyak hal lain yang dapat dilakukan negara kita bersama," ujarnya. Namun, Bessent juga mencatat poin penting yang diperdebatkan oleh Washington dan Beijing yaitu dukungan Tiongkok terhadap Rusia dan perangnya melawan Ukraina.
Ekonom senior Asia Pasifik di Natixis, bank investasi, Gary Ng mengatakan Beijing tampaknya siap menerima tarif AS yang lebih tinggi daripada yang dikenakan pada negara-negara lain di Asia, tetapi ingin melihat kepastian yang lebih besar bahwa AS akan melonggarkan beberapa pembatasan ekspor cip semikonduktor ke Tiongkok. Sebagai imbalannya, AS mengharapkan tindakan atau komitmen dari Tiongkok dalam membantu menyelesaikan seluruh masalah fentanil dan mendorong lebih banyak produk AS ke Tiongkok untuk mengatasi defisit perdagangan yang sangat besar. (I-2)
PRANCIS menyatakan bahwa satu-satunya jalan menuju perdamaian antara Israel dan Palestina adalah melalui solusi dua negara.
Ghislaine Maxwell meminta Mahkamah Agung Amerika Serikat untuk membatalkan vonis perdagangan seks anak yang dijatuhkan padanya.
Kim Yo Jong memperingatkan Amerika Serikat agar tidak mengejar denuklirisasi Korea Utara.
Senator Angus King menolak bantuan tambahan untuk Israel karena krisis kelaparan anak di Gaza.
Pemerintahan AS boikot konferensi PBB untuk mendukung solusi dua negara, menyebutnya sebagai aksi publisits tidak tepat waktu.
Amazon menutup laboratorium riset kecerdasan buatan (AI) miliknya di Shanghai, ditengah persaingan AS dan Tiongkok.
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump menyatakan kesepakatan telah dicapai antara AS dan Tiongkok untuk meredam tensi perang dagang berkepanjangan.
Presiden AS Donald Trump menyatakan hubungan dengan Tiongkok membaik setelah tercapainya kesepakatan dagang baru.
Pejabat tinggi AS dan Tiongkok menyepakati kerangka kerja awal dalam perundingan perdagangan di London, mencakup isu ekspor tanah jarang dan perang tarif.
Departemen Keuangan AS yang menjatuhkan sanksi kepada lebih dari 20 perusahaan karena dituduh memfasilitasi pengiriman minyak mentah Iran senilai miliaran dolar ke Tiongkok.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved