Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
MANAJEMEN Malut United akhirnya angkat bicara secara terbuka mengenai polemik pemecatan pelatih kepala Imran Nahumarury dan Direktur Teknik Yeyen Tumena yang sempat memicu perhatian luas publik sepak bola Indonesia.
Wakil Manajer Malut United Asghar Saleh, Selasa (24/6), menjelaskan bahwa keputusan berat ini diambil bukan tanpa dasar, melainkan
demi menjaga integritas klub dan membersihkan budaya sepak bola dari praktik-praktik menyimpang.
Menurut Asghar, keputusan pemecatan kedua sosok yang dikenal memiliki nama besar itu dilandasi oleh serangkaian pelanggaran serius yang telah berlangsung sejak mereka masih menangani tim di kompetisi Liga 2.
Kedua sosok ini, kata Asghar, sebenarnya telah diberi kesempatan untuk berubah, bahkan mendapatkan kenaikan kompensasi hingga 300% dari Liga 2 ke Liga 1, namun, kenyataannya justru sebaliknya.
"Energi kami sekarang sepenuhnya tercurah pada persiapan jangka panjang fisik dan peran pemain dalam TC di Yogyakarta pada 27 Juli 2025 jelang bergulirnya Liga 1, yang rencananya akan dimulai pada awal Agustus. Tapi kami tidak bisa menutup mata atas berbagai praktik tidak pantas yang dilakukan keduanya," tegas Asghar dalam konferensi pers didampingi Perwakilan Manajemen Hengky Oba.
Asghar mengungkapkan bahwa pemecatan Imran dan Yeyen dilatarbelakangi temuan praktik pemotongan gaji dan pengambilan fee pemain, termasuk dari dua pemain asing.
Bahkan hampir seluruh pemain lokal Malut United mengaku pernah dimintai uang agar bisa bermain. Praktik ini dinilai merusak nilai profesionalisme dan kepercayaan yang seharusnya dijaga dalam tim.
"Kami kecewa berat. Ada pemain yang mengaku harus menyetor uang agar bisa bermain. Fee pemain juga diambil dan itu jelas melanggar," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Asghar mengonfirmasi bahwa Imran Nahumarury telah mengirimkan surat pernyataan tertulis kepada manajemen, berisi pengakuan atas kesalahan dan permintaan maaf.
Dalam surat itu, Imran berjanji tidak akan mengulanginya lagi dan tidak akan melakukan klarifikasi sepihak di media manapun.
"Imran sudah minta maaf secara tertulis dan berjanji tidak akan memperpanjang masalah ini di media. Kami menerima itu dengan lapang dada
dan berharap jadi pelajaran pribadi baginya," kata Asghar.
Berbeda dengan Imran, eks Direktur Teknik Yeyen Tumena hingga saat ini belum menyampaikan permintaan maaf atau penyesalan atas tindakan yang dilakukan. Karena itu, manajemen membuka opsi untuk membawa persoalan ini ke ranah hukum maupun ke PSSI.
"Kalau Yeyen tidak ada itikad baik, kami akan bawa ke jalur hukum. Ini bukan soal pribadi, tapi soal menjaga integritas klub dan dunia sepak bola Indonesia," tegasnya. (Ant/Z-1)
Manajemen Persijap menilai kehadiran Douglas Cruz dapat memberikan kestabilan di lini belakang, sekaligus menjadi sosok pemimpin bagi pemain muda.
Hanif Sjahbandi menjadi bagian penting dalam skuad Persija dan pada musim perdananya tampil di 28 pertandingan dengan mempersembahkan satu gol dan assist dari total 2.178 menit bermain.
Pada musim sebelumnya, Joao FerrariĀ membela PSIS SemarangĀ dan tampil sebanyak pada 34 pertandingan Liga 1 2024/25 dan menyumbangkan dua gol serta satu assist.
Gali Freitas menjadi salah satu penggawa anyar Persebaya Surabaya untuk mengarungi Liga 1 Indonesia 2025/26 dan diproyeksikan mempertajam lini depan Bajul Ijo.
Manajer PSIM Yogyakarta Razzi Taruna mengatakan Khairul Fikri Ma'arif merupakan aset serta investasi berharga dan kedua belah pihak sepakat menjalin kerja sama berdurasi panjang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved