Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
PRESIDEN UEFA Aleskander Ceferin, Senin (6/9), mengatakan menggelar Piala Dunia setiap dua tahun, seperti yang diusulkan Arsene Wenger, akan membuat perhelatan akbar itu kehilangan arti.
Mantan pelatih Arsenal, Wenger, kini menjabat sebagai direktur pengembagan FIFA. Pada Sabtu (4/9). dia berharap Piala Dunia digelar setiap dua tahun.
Selama ini, Piala Dunia digelar setiap empat tahun, kecuali dibatalkan saat Perang Dunia II, sejak pertama kali dihgelar pada 1930.
Baca juga: Messi Kecewa Laga Argentina vs Brasil Batal Gara-Gara Prokes
"Kami rasa keistimewaan Piala Dunia ada karena kelangkaannya," ujar Ceferin dalam pertemuan Asosiasi Klub Eropa.
"Dengan menggelarnya setiap dua tahun, menurut kami, akan membuat Piala Dunia menjadi tidak berarti."
"Hal itu tidak dibutuhkan oleh kalender laga internasional. Para pemain kami tidak bisa menghabiskan musim panas mereka bertanding di turnamen yang melelahkan saat mereka seharusnya berlibur dan memuklihkan diri," lanjutnya.
UEFA, sejak lama, menentang Piala Dunia digelar lebih sering dan pada awal tahun ini mengumumkan perubahan pada sistem Liga Negara, yang akan menampilkan lebih dari 100 laga per musim. (AFP/OL-1)
Skandal pengaturan skor itu terjadi di dua leg pertandingan kualifikasi Liga Konferensi UEFA musim 2023/2024 antara Arsenal Tivat dan klub Armenia, Alashkert FC, pada Juli 2023.
Crystal Palace sebelumnya lolos ke Liga Europa berkat kemenangan 1-0 atas Manchester City di final Piala FA.
Lima klub yang terkenda denda dari UEFA itu karena FFP adalah Chelsea, Barcelona, Lyon, Aston Villa, dan AS Roma.
Chelsea dijatuhi denda €31 Juta oleh UEFA, karena pelanggaran finansial.
IFAB menegaskan bahwa jika penalti menghasilkan gol setelah terjadi sentuhan ganda yang tidak disengaja, tendangan tersebut harus diulang, bukan dibatalkan.
Perubahan ini muncul setelah kritik atas sistem undian terbuka di perempat final dan semifinal Liga Champions musim ini yang dianggap mengabaikan performa klub di fase liga.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved