Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Harry Kane: Ini Kekalahan Paling Menyakitkan Sepanjang Karier

Akmal Fauzi
12/7/2021 08:47
Harry Kane: Ini Kekalahan Paling Menyakitkan Sepanjang Karier
Penyerang Inggris Harry Kane(AFP/Laurence Griffiths)

INGGRIS benar-benar tidak bisa melepaskan kutukan kompetisi mayor, baik di Piala Dunia maupun Piala Eropa. The Three Lions kembali gagal meraih trofi meski sudah berada di partai final Piala Eropa 2020 di kandang sendiri.

Mereka tidak pernah menjuarai turnamen besar sejak menggondol satu-satunya trofi pada Piala Dunia, 55 tahun lalu.

Di partai pamungkas Piala Eropa 2020, yang digelar di Wembley, Senin (12/7) dini hari WIB tadi, Inggris dipaksa mengakui keunggulan Italia yang menang lewat babak adu penalti 2-3.

Baca juga: Kalahkan Inggris Lewat Adu Penalti, Italia Juara Piala Eropa 2020

The Three Lions awalnya membuka papan skor di menit kedua melalui Luke Shaw, namun itu bisa disamakan oleh Leonardo Bonucci di pertengahan babak kedua.

Tiga penendang penalti Inggris gagal menunaikan tugasnya. Mereka adalah Marcus Rashford, Jadon Sancho dan Bukayo Saka. Sementara itu, hanya dua eksekutor Italia yang gagal dan mereka pun berhak mengangkat trofi Piala Eropa untuk pertama kalinya sejak 1968.

Penyerang Inggris Harry Kane tidak mampu menutupi kekecewaannya kalah di laga final pertama mereka di ajang Piala Eropa.

"Ini akan menyakitkan di sisa karier kami, tapi itulah sepak bola. Kami semua adalah pemenang dan ingin menang," kata Kane.

"Saya tidak bisa memberikan hal lebih. Para pemain juga tidak bisa memberikan hal lebih. Penalti menghadirkan perasaan terburuk di dunia ketika Anda kalah,” ujar sang kapten.

Meski kalah di final, Kane yakin pertandingan ini menjadi awal bagi timnas Inggris di turnamen-turnamen berikutnya.

"Ini akan menyakitkan untuk sementara waktu, tetapi kami berada di jalur yang benar dan kami sedang membangun dan mudah-mudahan kami dapat maju dari tahun depan," ujarnya.

Pelatih Inggris Gareth Southgate mengaku bertanggung jawab penuh atas kegagalan Inggris di adu penalti. Keputusannya menunjuk Rashford, Sancho, dan Saka menjadi penendang ini mendapat banyak sorotan.

Rashford dan Sancho baru bermain di menit ke-118 pada babak perpanjangan waktu. Sementara untuk Saka, Southgate dianggap terlalu berani memilih pemain Arsenal itu untuk mengemban tugas berat. Saka masih berusia 19 tahun dan minim pengalaman di laga internasional.

"Ini semua murni di tangan saya. Saya memutuskan penendang penalti berdasarkan apa yang telah mereka lakukan dalam latihan dan tidak ada yang berdiri sendiri," ujar Southgate.

"Kami menang bersama sebagai sebuah tim dan itu tanggung jawab kami semua karena tidak bisa memenangkan pertandingan malam ini. Namun soal penalti, panggillah saya. Itu tanggung jawab sepenuhnya ada pada saya," jelasnya.

Pelatih Italia Roberto Mancini menyebut anak asuhannya sempat tertekan untuk bisa menyamakan skor. Namun, di babak kedua, Mancini memainkan Bryan Cristante dan Dominico Berardi. Masuknya dua pemain ini mengubah jalannya lagi bagi Italia.

Serangan Italia pun jadi lebih hidup. Gol penyeimbang akhirnya tiba melalui Leonardo Bonucci di menit ke-67.

"Para pemain luar biasa, saya tidak tahu harus berkata apa lagi. Ini penting untuk semua orang dan penggemar," ujarnya. (Goal/Guardian/Footballitalia/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya