SERIKAT Pesepak Bola Dunia (FIFPro), Rabu (16/6), meminta UEFA untuk menjelaskan mengapa bek Prancis Benjamin Pavard diizinkan melanjutkan permainan setelah sempat pingsan dalam laga Piala Eropa 2020 melawan Jerman.
Pavard mengungkapkan dirinya sempat hilang kesadaran saat Les Bleus menang 1-0, Rabu (16/6) dini hari, namun masih bisa menyelsaikan pertandingan.
"FIFPro telah menghubungi UEFA untuk mengetahui mengapa Pakta Gegar Otak tidak digunakan dan mengapa Benjamin Pavard tidak dikeluarkan dari lapangan," ungkap FIFPro dalam sebuah pernyataan di Twitter.
Baca juga: Diskors oleh UEFA, Arnautovic Dibela Timnas Austria
Les Bleus mengawali kiprah mereka di Piala Eropa 2020 dengan gemilang setelah mengalahkan Jerman di Muenchen berkat gol bunuh diri Mats Hummels.
Namun, bek Prancis Pavard bertabrakan dengan bek Jerman Robin Gosens di babak kedua dan harus mendapatkan perawatan di lapangan.
"Saya sedikit terkejut. Saya sempat tidak sadarkan diri selama 10 hingga 15 detik. Setelah itu, saya merasa semakin baik," ungkap Pavard.
Bek berusia 25 tahun itu bermain penuh selama 90 menit dan belum diketahui apakah akan dimainkan di laga berikutnya Prancis di Grup F melawan Hongaria pada Sabtu (19/9).
"Dokter memeriksanya dan dia dalam keadaan sadar dan fit," klaim bek tengah Prancis Raphael Varane.
Ke-24 tim yang berlaga di Piala Eropa menandatangani Pakta Gegar Otak yang didesain untuk menjaga keselamatan para pemain.
Pakta itu menyebut seorang pemain harus langsung digantikan jika diduga mengalami gegar otak.
Keselamatan para pemain menjadi sorotan setelah gelandang Denmark mengalami serangan jantung saat timnya kalah dari Finlandia.
Pemain tengah Inter Milan itu, saat ini, tengah memulihkan diri di rumah sakit. (AFP/OL-1)