Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Andy Robertson, dari Penjual Tiket Jadi Kapten Skotlandia

Basuki Eka Purnama
11/6/2021 10:19
Andy Robertson, dari Penjual Tiket Jadi Kapten Skotlandia
Kapten timnas Skotlandia Andy Robertson(AFP/ANDY BUCHANAN)

ANDY Robertson kembali ke lokasi yang familiar saat dia memimpin Skotlandia di penampilan pertama mereka di turnamen akbar dalam tempo 23 tahun kala berhadapan dengan Rep Ceko, Senin (14/6).

Bek kiri Liverpool, yang memenangkan gelar Liga Primer Inggris dan Liga Champions bersama the Reds, bermain di klub amatir Queen's Park di Hampden Park, delapan tahun. Kala itu, dia juga bekerja sebagai penjual tiket di stadion nasional Skotlandia itu demi bertahan hidup.

Cicitan dari seorang Robertson yang berusia 18 tahun pada 2012 yang berbunyi, "Hidup di usia ini sangat menderita jika tidak punya uang #needajob,"  kini viral.

Baca juga: Chiellini Sebut Italia Sudah tidak Sabar Tampil di Piala Eropa

Dilepas oleh Celtic di usia 15 tahun karena ukuran tubuhnya yang kecil, Robertson mengalirkan kemarahannya untuk berupaya meraih sukses.

Karena gemar bermain sepak bola, Robertson merasa dirinya bisa bekerja menjadi guru olahraga atau bekerja di bidang olahraga lainnya. Namun, orangtuanya sepakat mendukungnya untuk tampil satu musim lagi bersama klub tertua di Skotlandia pada musim 2012/13 sebelum mendesaknya kuliah lagi.

Meski Queen's Park tampil di Divisi IV Liga Skotlandia, turunnya Rangers ke divisi itu karena krisis keuangan membuat media banyak meliput pertandingan di Divisi IV. Saat itulah Robertson menarik perhatian.

Dia kemudian hijrah ke klub Liga Skotlandia Dundee United yang dilatih Jackie McNamara.

"Kisahnya sangat luar biasa. Dia menjadi inspirasi bagi anak pada usia itu yang dilepas oleh klub sepak bola. Dia memiliki determinasi yang luar biasa," ujar McNamara.

Setelah satu musim besama Dundee United, klub Liga Primer Inggris mulai memangil dan dia bergabung dengan Hull City.

Robertson bermain selama tiga musim di Humberside yang mencakup dua kali degradasi. Meski begitu, bek itu tampil cukup apik sehingga Liverpool memutuskan menggelontorkan dana sebesar 8 juta pound sterling untuk memboyongnya.

Robertson didatangkan the Reds untuk mengatasi masalah di posisi bek kiri yang dihuni Alberto Moreno. Moreno dijadikan kambing hitam oleh para pendukung the Reds atas kekalahan mereka dari Sevilla di laga final Liga Europa.

Meski begitu, Robertson tidak langsung masuk skuat utama Liverpool dan harus menunggu dalam apa yang disebutnya 'tiga bulan paling menderita di Anfield'.

Meski hanya tampil dua kali di Liga Primer Inggris, sebelum Desember, Robertson dianggap tampil gemilang mengantarkan Liverpool ke final Liga Champions sebelum kalah dari Real Madrid.

Setahun kemudian, Robertson sukses mematikan Lionel Messi kala Liverpool mengalahkan Barcelona 4-0 untuk mencapai final Liga Champions dan menjadi juara dengan mengalahkan Tottenham Hotspur di laga final.

Kualitas umpan silang Robertson menjadi salah satu kunci kebangkitan Liverpool di bawah kepemimpinan Juergen Klopp.

Robertson hanya kalah dari sesama pemain Liverpool Trent Alexander-Arnold dan gelandang Manchester City Kevin De Bruyne untuk jumlah assist selama tiga musim terakhir di Liga Primer Inggris.

Setelah mengantarkan Liverpool mengakhiri penantian 30 tahun untuk menjadi juara Liga Primer Inggris, Robertson kini ingin mencetak sejarah bersama Skotlandia.

"Setelah mengakhiri penantian 30 tahun Liverpool, saya kini ingin mengakhiri penantian 22 tahun Skotlandia," ungkap Robertson dalam wawancara yang diterbitkan dua bulan sebelum Skotlandia dipastikan lolos ke Piala Eropa lewat kemenangan adu penalti atas Serbia. (AFP/OL-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya