Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Protes Kudeta, Pesepak Bola Myanmar Boikot Timnas

Basuki Eka Purnama
13/5/2021 11:29
Protes Kudeta, Pesepak Bola Myanmar Boikot Timnas
Para pemain timnas Myanmar(the-afc.com)

PELATIH timnas Myanmar Antoine Hey mengatakan dirinya tidak menyerah untuk mengakhiri penantian 55 tahun tampil di Piala Asia meski sejumlah pemain timnas absen sebagai protes atas kudeta militer di negara Asia Tenggara itu.

Hey akan membawa skuat Myanmar ke babak kualifikasi Piala Dunia 2022 dan Piala Asia 2023 di Jepang meski sejumlah pemain mengundurkan diri memprotes kudeta militer yang menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi, Februari lalu.

Sekitar 780 orang tewas oleh aksi militer Myanmar saat memprotes kudeta di negara itu.

Baca juga: Marc Klok Legowo Dicoret Shin Tae-yong Dari Skuat Timnas

Pernyataan resmi dari Federasi Sepak Bola Myanmar menyebut separuh anggota skuat timnas Myanmar akan absen dalam laga kualifikasi yang akan dimulai pada 28 Mei melawan Jepang.

Beberapa pemain memilih kembali ke provinsi asal mereka selama kudeta sementara yang lainnya menolak membela timnas.

"Kami hanya akan bermain sepak bola di jalanan hingga demokrasi kembali ke negara ini," ujar penjaga gawang timnas Myanmar Kyaw Zin Htet saat ambil bagian dalam demonstrasi di Yangon, beberapa waktu lalu.

"Kami tidak akan membela timnas di bawah diktator militer," tegasnya.

Hey, yang menukangi timnas Myanmar untuk kali kedua, mengatakan dia akan tetap melanjutkan kiprah timnas negara Asia Tenggara itu meski sejumlah pemain absen.

"Kami menerima keputusan sejumlah pemain itu namun kami memiliki tanggung jawab untuk tetap bermain," ujar pelatih asal Jerman itu.

Meski telah dipastikan gagal lolos ke Piala Dunia, apa pun hasil melawan Jepang, Myanmar berpeluang tampil di Piala Asia untuk pertama kalinya sejak 1968 jika bisa mengalahkan Kyrgyzstan di Osaka pada 11 Juni dan Tajikistan, empat hari kemudian.

"Target kami adalah lolos ke Piala Asia 2023 di Tiongkok. Selama 50 tahun Myanmar telah menanti dan kami berharap kali ini melakukannya," tegas Hey.

Selain pesepak bola, perenang papan atas yang berlatih di Melbourne, Australia, Win Htet Oo, menegaskan dirinya tidak akan membela 'Bendera yang berlumuran darah warga Myanmar'. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya