Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Puisi-puisi Pavel Antokolsky

Sajak Kofe
03/10/2023 20:00
Puisi-puisi Pavel Antokolsky
(Ilustrasi: Yopi Cahyono)

Ilustrasi: Yopi Cahyono

Aku Tak Bisa Bernapas

Aku tak bisa bernapas sesaat bersua seorang gadis,
tak bisa mengirup udara sebab angin berembus masuk,
menerobos jendela, menyapu abu dan debu
hingga ini kisah menjadi kenyataan.

Aku tidak bisa bernapas, karena aku lebih tua dari sang waktu.

1976


Aku Mencintaimu

Aku mencintaimu dari deru kereta yang jauh,
dalam ruang kuning dengan lingkaran api
serupa tetarian jiwa yang meliuk-liuk,
kau terbang melewatiku saat malam tiba.

Aku mencintaimu seperti cahaya kelam,
langsung mengenai tetulang pipi dan dahi
aku tidak di Moskwa, namun di suatu tempat
di mana semua harapan bisa jadi kenyataan.

Aku mencintaimu dari ranjang yang panas,
saat semua kenangan menjelma legenda,
ranting-ranting melilit dan membusuk
dalam pemujaan dan pelukan senyap.

Aku selalu mengingatmu, sayang
yang selalu abadi bersama teater; hujan,
memori, musik, dan surat dari kejauhan...
kini kupapah segalanya ke masa depan.

1929


Sepotong Sejarah

Laut telah mengikis bibir pantai,
perlahan namun kuat seperti biasanya
dan badai tiba-tiba meniupkan tanduknya
mendorong ombak kembali ke selat Inggris.

Di bawah denting jangkar dan dentang rantai
dalam embusan uap dan deru arus,
dari Dover ke Vladivostok, 
ini benua bergegas menua;

Barak, bank, penjara, dan kuil
semua terbakar dan tertimbun.
Dari bekas tanah Izborozdili
parit-parit ditinggalkan kosong.

Ada peperangan ada pertikaian
sekilas, para pemuda di sini
sangat patuh dan cukup sopan,
semua siap pergi sesuai perintah.

Para prajurit terbiasa hidup disiplin
penuh semangat dan gagah berani,
mereka akan mati di parit tanah liat
demi sebuah kemuliaan bagi tsar.

Di jalur kereta Saint Petersburg atau Berlin,
para prajurit tidak cukup tidur nyenyak
api meluncur ke langit dengan sia-sia...
mereka mempertahankan harga diri
di parit ini demi raja dan ratu.

Ke mana pun kau lihat, ada
kilatan dan cuaca buruk yang sama
semua tidak selalu menyenangkan
ketika kita melewati masa remaja
dalam usia empat belas tahun.

1956


Aku tinggal bersamamu dan menjadi tua karena beban hidup.


Kata Hitam, Seperti Roti Hitam dan Belas Kasihan

Dengan kata-kata sehitam roti hitam dan belas kasihan, 
aku berbicara kepadamu—biarlah untuk yang terakhir kalinya!
Cinta selalu tumbuh dan terbakar, bersumpah dan bertahan.
Aku melayanimu sebaik mungkin, takut akan wejangan leluhur.

Semuanya berat dan aneh: tidak ada kenyamanan,
tidak ada lampu di kamar, tidak ada udara di dadaku.
Hanya pemuda yang bergoyang seperti kabin,
dan permukaan air asin mendidih di depanku.

Tapi sol sepatu sudah aus
kami telah melewati hari-hari tanpa tempat tinggal.
Itulah sebabnya semangat ini biarlah tetap saja sama,
dan bekal roti sangat kami butuh, meski sudah basi.

Aku tinggal bersamamu dan menjadi tua karena beban hidup 
kekurangan uang, hujan badai, keeksentrikan, dan kerengekan.
Kau bukan sekadar fiksi, bukan musik, bukan inspirasi, dan 
bukan pula perempuan biasa, namun kau adalah hidupku.

1929

 

Baca juga: Puisi-puisi Maxim Gorky
Baca juga: Puisi-puisi Vladimir Mayakovsky
Baca juga: Puisi-puisi Anna Akhmatova

 

 

 

 


Pavel Grigoryevich Antokolsky, penyair Rusia, lahir di Saint Petersburg, 1 Juli 1896 dan meninggal di Moskwa, 9 Oktober 1978. Ia adalah salah satu tokoh penting yang berpengaruh dalam perpuisian Soviet-Rusia. Kumpulan puisinya, yaitu François Villon (1934), Robespierre dan Gorgon (1935), Anak (1943), dan Di Gang Belakang Arbat (1954). Semasa berkarir dalam sastra, Antokolsky telah meraih sejumlah penghargaan, yaitu Hadiah Stalin Tingkat Kedua (1946) untuk puisi Anak (1943), Penghargaan Ordo Lenin (1976), Penghargaan Bendera Merah Buruh Rusia (1946, 1956, dan 1966), dan Ordo Lencana Kehormatan Rusia (1939). Puisi-puisi di sini dialihbahasakan oleh Iwan Jaconiah, penyair dan editor puisi Media Indonesia. (SK-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Iwan Jaconiah
Berita Lainnya