Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
Selamat pagi Indonesia!
aku sedang sarapan
habis ini mandi
setelah itu berkemas menuju hatimu
Selamat pagi Nusantara
aku memang ada harapan
usai ini sepi
setelah itu bergegas menuju humamu
TIM, 2023
Tubuh para pekerja
tubuh Merah Putih
tubuh risau
tubuh lelah
tubuh marah
tubuh tangis
tubuh berontak dalam sunyi
bila protes pemutusan hubungan kerja terjadi
akibatnya anak bini tak makan lagi
tubuh diam dan patuh adalah solusi keluarga tak mati
Tubuh para pekerja
tubuh Merah Putih
tubuh keadilan sosial
belum terbukti
si kaya makin pongah
si miskin gigit jari
Padamu negeri
kami bertanya
siapa bertanggung jawab untuk semua ini?
Tangerang, 1 Mei 2021
Seperti Isa pada masanya
aku ingin jadi penjala
melempar jala kebaikan pada langit dan bumi
Seperti Muhammad pada masanya
memberi makan yahudi tua dan buta
walau dicaci maki tetap menyuap kasih sayang
aku ingin mengikutimu
Seperti Sidharta Gautama
hidup dalam tapa sepi mencari jati diri pada masanya
aku ingin melakukan itu
"Hidup hanya sementara
bekal apa kita bawa!"
Sepi
assalamualaikum
salom
om swastiastu
bawa aku masuk dalam rumahmu selamanya
Tangerang, 17 Juli 2021
Sepi, sayang saat ini
diamlah di dalam waktu
jangan menggelinjang, genit
Merah Putih itu masih berduka
Tangerang, 20 Januari 2022
Seperti Sidharta Gautama, hidup dalam tapa sepi mencari jati diri pada masanya dan aku pun ingin melakukan itu.
Hari ini 30 September, Indonesia
bendera Merah Putih setengah tiang, berkibar
sejenak mengheningkan cipta untukmu
tubuh tinggal rangka jadi saksi peristiwa 55 tahun yang lalu
Siapa membunuh siapa
siapa menyuruh siapa
siapa mengorbankan siapa
siapa menguntungkan siapa
siapa?
Hari ini 30 September, Indonesia
pahit getir kisah hidupmu
harus diungkap
Siapa mengaburkan sejarah siapa
siapa memutarbalikkan fakta siapa
siapa memainkan peran siapa
siapa berambisi siapa
siapa?
Lima puluh lima tahun yang lalu
mayat bergelimpangan dimana-mana
siapa menuduh siapa
siapa?
Kepada pelaku masa lalu
sejarah akan berulang dengan kemasan yang berbeda kepadamu
Tuhan tidak tidur!
Tulis apa adanya
bukan untuk kepentingan
siapa
Hari ini 30 September, Indonesia
kau sayangku
kau cintaku
doa tulus untukmu:
Merah Putih kan, sejarahmu!
Tangerang, 30 September 2020
Baca juga: Sajak-sajak Didik Wahyudi
Baca juga: Sajak-sajak Osip Mandelstam
Baca juga: Sajak Kofe, Ruang Puisi di Media Indonesia
Octavianus Masheka, penyair dan pendiri Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI), lahir di Padang Sidempuan, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, 27 Maret 1965. Buku kumpulan puisinya Dendang Rindu diterbitkan pada 1985 oleh Taman Budaya Padang, Sumatra Barat. Puisi-puisi di sini dipublikasikan atas persetujuan penulis. Sehari-hari menjalani profesi sebagai sutradara film televisi dan mengorganisir beberapa kegiatan kesenian di Jakarta. Ilustrasi header: Abas Alibasyah (1928-2016), Topeng, cat minyak pada kanvas, 70 x 175 cm, 1963. Koleksi Galeri Nasional Indonesia. (SK-1)
Sapardi Djoko Damono, merupakan sastrawan besar Indonesia yang puisi-puisinya telah melintasi generasi dan diterjemahkan ke berbagai bahasa.
Kompetisi membaca puisi berbahasa Mandarin merupakan upaya mendukung program pemerintah dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.
LEBIH dari 1.800 pejalar dari seluruh Indonesia mengikuti lomba membaca puisi berbahasa mandarin tingkat nasional.
Rasakan emosi puisi! Pelajari citraan, kunci penyampaian perasaan mendalam melalui kekuatan kata yang memukau.
Acha Septriasa mengatakan puisi WS Rendra yang berjudul Hidup Itu Seperti Uap membantunya mendapatkan inspirasi dalam menjalani salah satu adegan di film Qodrat 2
Jelajahi puisi abadi Sapardi Djoko Damono! Temukan karya terkenal dan warisan sang penyair legendaris Indonesia.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), menggelar rangkaian kegiatan strategis dalam rangka penguatan literasi dan sastra, serta revitalisasi bahasa daerah di Jawa Tengah.
Aprinus mencontohkan, beberapa karya yang kandungan SARA, yakni pada novel Salah Asuhan yang pada draf awalnya disebut menyinggung ras Barat (Belanda).
Sastra sebagai suatu ekspresi seni berpeluang mempersoalkan berbagai peristiwa di dunia nyata, salah satunya adalah persoalan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Dedikasi Pramoedya Ananta Toer tidak lepas dari berbagai konsekuensi berat, ia harus merasakan pahitnya penjara di tiga rezim berbeda.
Dengan lebih dari 50 karya yang diterjemahkan ke 42 bahasa, Pramoedya Ananta Toer adalah lambang harapan, perlawanan, dan keberanian melawan ketidakadilan.
Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta menggagas Jakarta International Literary Festival (JILF) 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved