DOSEN Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno mengatakan, momentum bersamaannya Hari Raya Nyepi dan hari pertama tarawih dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan merupakan cara Tuhan untuk membuat umat manusia saling hidup berdampingan dan menciptakan kerukunan beragama.
"Saya kira ini adalah berkah Tuhan yang maha kuasa karena hari raya nyepi bersamaan dengan hari pertama tarawih menyambut bulan suci Ramadan bagi umat islam. Kita semua harus meyakini Tuhan menciptakan manusia untuk saling berdampingan, rukun dan saling bekerja sama," ungkapnya kepada Media Indonesia, Rabu (22/3).
Lebih lanjut, Adi menambahkan, momentum ini sekilas terlihat hanya sebatas kebetulan, namun menurutnya hal ini dapat diartikan bahwa Tuhan ingin umat manusia menjunjung tinggi nilai persaudaraan yang terkandung dalam semua agama.
Baca juga : Umat Muslim Di Bali Malam Ini Bisa Tarawih Di Masjid, Asalkan
"Tuhan ingin memberikan pesan kepada umat manusia bahwa dalam hal nilai-nilai agama yang dimiliki oleh hampir setiap manusia itu sama, yaitu ketuhanan, menegakkan keadilan, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, dan persaudaraan. Berbeda iman bukan jadi alasan tidak akrab," kata Adi.
Dihubungi secara terpisah, Sosiolog Universitas Indonesia Rissalwan Habdy Lubis menambahkan, bersamaannya Hari Raya Nyepi dan hari pertama tarawih dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan merupakan cerminan dari bangsa Indonesia yang memiliki keragaman namun tetap dapat hidup bersampingan.
Baca juga : Pemerintah Tetapkan 1 Ramadan 1444 Hijriah Pada kamis 23 Maret 2023
"Momentum ini menyadarkan kita tentang bangsa Indonesia yang beragam namun tetap bisa hidup berdampingan tanpa saling mengganggu," tandas Rissalwan. (Z-5)