Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Kupiah Meukutop Aceh Laris Manis Saat Ramadan

Mediaindonesia.com
16/4/2021 05:26
Kupiah Meukutop Aceh Laris Manis Saat Ramadan
Warga berbelanja peci pada hari pertama bulan Ramadan di Pasar Aceh, Banda Aceh.(ANTARA FOTO/Ampelsa)

PECI atau kupiah meukutop khas Aceh menjadi incaran masyarakat Aceh selama Ramadan 1442 Hijriah/2021 Masehi. Peci itu menampilkan tradisi Aceh.

"Iya peci kupiah meukutop ini ramai dibeli warga sejak tiga hari sebelum puasa sampai sekarang," kata Mansur, pedagang peci di Banda Aceh, Kamis (15/4).

Untuk kupiah meukutop dijualnya tidak terlalu mahal yakni berkisar antara Rp45 ribu sampai Rp50 ribu per peci. Selain kupiah meukutop, kata Mansur, peci jenis lain yang paling diburu pada momentum Ramadan ini adalah peci berwarna hitam, baik polos maupun yang berlogo rencong Aceh.
  
"Peci kupiah Aceh ini dan peci biasa yang hitam ini paling banyak yang membeli saat-saat puasa," ujarnya.
  
Masyarakat mulai ramai membeli peci sejak beberapa hari sebelum masuk Ramadan, dan diperkirakan akan meningkat terus. Bahkan, pendapatan mereka bisa mencapai dua kali lipat ketimbang hari-hari biasanya. Kalau hari normal mereka hanya memperoleh sekitar Rp1 juta per hari.
  
"Kalau hari hari biasa laku sekitar Rp1 juta, tetapi kalau saat Ramadan ini bisa mencapai Rp2 juta. Biasanya nanti menjelang hari raya juga meningkat," terang Mansur.
  
Pemerhati sejarah dan Budaya Aceh Tarmizi A Hamid mengatakan kupiah meukutop tersebut melekat indentitas Aceh, karena itu siapa saja yang memakainya harus menjaga kebudayaan Aceh.
  
"Sudah melekat identitas Aceh pada peci itu. Ketika kita memakainya, maka yang harus menjaga nilai keacehan," kata Tarmizi.

baca juga: Balimau di Masjid, Tradisi Silaturahim Ramadan di Agam 

Tarmizi menjelaskan, kupiah meukutop tersebut memiliki makna tersendiri, warna merah pada kupiah itu berarti kepahlawanan, kuning kenegaraan, hitam hukum, serta hijau bermakna agama dan lingkungan.

"Kalau motif tangganya, artinya tangga pertama adalah hukum, kedua adat, ketiga qanun, dan tangga keempat reusam," ujar pria yang akrab disapa Cek Midi.

Cek Midi juga menuturkan bahwa kupiah meukutop tersebut mulai digalakkan kembali olehnya pada 2016 lalu, ia mengaku sering memakai di berbagai kesempatan, dan ikut menjelaskan makna yang tersirat di dalamnya. (Ant/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah