Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Merti Lobe-Lobe, Cara Warga Lereng Merapi Jaga Keseimbangan Alam 

Ardi Teristi Hardi
22/2/2021 03:20
Merti Lobe-Lobe, Cara Warga Lereng Merapi Jaga Keseimbangan Alam 
Tradisi Merti Lobe-Lobe di lereng Gunung Merapi(MI/Adri T Hardi (handout dok. ANi Mrtanti))

WARGA lereng Gunung Merapi, daerah Kaliurang, Sleman, punya tradisi Merti Lobe-lobe untuk menjaga kelestarian lingkungan. Dengan cara itu, mereka bisa hidup harmonis bersama Gunung Merapi. 

Merti Lobe-lobe adalah tradisi menanam berbagai tumbuhan yang bisa bertahan hidup di ekosistem khas kawasan lereng Gunung Merapi. Mereka juga memiliki kearifan lokal untuk menjaga tumbuh-tumbuhan yang hidup di kawasan hutan Merapi. 

Nama Lobe-lobe diambil dari nama tanaman, yang konon merupakan tanaman langka yang berasal dari luar Jawa. Tanaman tersebut bisa beradaptasi dan tumbuh subur di lereng Merapi. 

"Pohon Lobe -lobe ini unik karena mampu beradaptasi di lingkungan yang terbatas," ujar Ani Martanti, Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Sleman, Minggu (21/2). Pohon Lobe-Lobe pun terbukti bisa bertahan di hutan Merapi, bahkan saat terjadi erupsi Merapi tahun 1994 lalu. 

"Tumbuhan ini (Lobe-Lobe) kita lestarikan dengan prosesi adat agar menjadi pengingat generasi saat ini bagaimana menjaga ekosistem di Merapi," ungkap Ani. 

Ada yang spesial dalam prosesi Merti Lobe-lobe, yaitu saat warga secara bersama sama membalut pohon lobe-lobe dengan kain jarik. Prosesi tersebut menggambarkan, kehidupan harus dirawat dari generasi ke generasi. 

Lobe-lobe menjadi simbol kearifan lokal yang kini dipertahankan. Selain itu, pohon Lobe-lobe kemudian dipagari dengan bambu sebagai penanda agar masyarakat ikut menjaga pohon tersebut. 

Baca juga : Bahasa Ular masih Dipertahankan Pendukungnya

Selesai pemasangan kain jarik, warga kemudian menanam berbagai jenis tanaman buah-buahan yang juga banyak tumbuh di Merapi, seperti alpukat, hingga jambu air. Pohon-pohon tersebut berguna untuk menambah populasi keanekaragaman vegetasi dan meningkatkan ekonomi masyarakat. 

"Bagi kami, tradisi untuk melestarikan tanaman langka menjadi bagian tak terpisahkan. Sebagai orang timur, peradaban kita mengajarkan hidup yang saling berkaitan antara manusia dengan lingkungannya," ujar politikus PKB ini. 

Pegiat Komunitas Pagar Merapi, Yuswohadi menyebutkan, Merti Lobe-lobe diharapkan memberi harapan masyarakat terus memelihara alam sekitar hingga turun temurun ke generasi selanjutnya. 

"Bagi masyarakat lokal Merapi, memelihara alam dengan menanam pohon pohon pada prosesi adat Merti Lobe-lobe diharapkan menjadi salah satu atraksi wisata lingkungan," ujar dia. Kegiatan ini pun berpotensi untuk dikembangkan sebagai wisata minat khusus. 

Tumbuhan ini menjadi relung ekologi bagi berbagai spesies burung-burung di Merapi. Buah Lobe-Lobe disukai satwa, seperti monyet saat musimnya berbuah. 

Merti Lobe-lobe wujud masyarakat lereng Merapi yang dapat hidup berdampingan dengan alam, tidak merusak keaslian hutan (merapi), bahkan menjaga kelestarian ekosistem yg ada (lingkungan, satwa, air, udara)," tutup dia. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah