Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
DI tengah kondisi masyarakat yang kian kritis dan ekonomi tertekan, pejabat publik harus bijak berkomunikasi kepada masyarakat. Pejabat publik seharusnya bisa meredakan gejolak, bukan justru memicu reaksi yang lebih tajam.
Pengamat komunikasi publik Universitas Budi Luhur Haronas Kutanto mencontohkan perubahan kebijakan fiskal khususnya kenaikan PBB-P2 secara signifikan seperti terjadi di Pati, Jawa Tengah, tanpa ada komunikasi publik yang efektif, tetap rentan memicu ketidakpuasan.
“Pernyataan Bupati yang menurut banyak pihak dianggap menantang publik jadi bahan bakar yang memperbesar api protes," ujar Haronas, Rabu (27/8), terkait desakan publik yang menuntut pemakzulan Bupati Pati Sudewo, bahkan sudah masuk agenda pembahasan DPRD Jawa Tengah.
Pejabat publik, lanjut Haronas, seharusnya bisa membangun komunikasi publik yang menyatukan, bukan malah membuat semakin gaduh.
Ia menjelaskan dalam situasi krisis, pendekatan komunikasi efektif membutuhkan tiga hal yakni sikap terbuka, empati terhadap aspirasi masyarakat dan ada keterlibatan publik dalam pengambilan keputusan.
“Keterbukaan proses pengambilan keputusan penting. Termasuk kapan dan bagaimana perubahan kebijakan dibahas dan keterlibatan publik supaya pemerintah dan rakyat berada dalam ruang dialog, bukan silang kritik dari atas atau dari luar."
"Sebaliknya, pernyataan yang dipandang menantang atau menggelitik hanya menunjukkan pemerintah kehilangan ruang dialog dan ini sinyal buruk bagi kesehatan demokrasi lokal," jelas Haronas.
Ia menegaskan protes adalah bagian dari ekspresi demokratis. Jika pemerintah menghindar, legitimasi moral pemerintahan bakal menurun.
"Jika legitimasi moral rusak, tindakan pemakzulan atau tahapan politik lainnya jadi wajar sebagai salah satu bentuk kontrol sosial," ucapnya.
Dia berpandangan, munculnya wacana pemakzulan terhadap Bupati Pati melalui DPRD menunjukkan mekanisme check and balance demokratis masih hidup.
"Ini bukan sekadar ancaman, tetapi juga wujud kontrol politik yang seharusnya dipandang sebagai tantangan agar pemerintah mendekat ke masyarakat," terangnya.
Untuk itu, tambah Haronas, pejabat publik idealnya memaknai demokrasi dengan dialog dinamis, bukan hanya respons pasif pada tekanan massa.
"Sebuah protes bukan ancaman, melainkan umpan balik yang diperlukan dalam sistem pemerintahan demokratis. Sebaliknya, jika menghindari respons defensif bisa menjadi langkah awal menyelamatkan legitimasi, ruang dialog, dan kepercayaan publik," pungkas dia. (H-2)
GUBERNUR DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan pemerintah daerah mengambil langkah serius untuk mencegah keterlibatan pelajar dalam aksi unjuk rasa.
Personel gabungan TNI/Polri menjaga ketat pintu belakang gedung DPR, Jakarta Pusat, untuk mengantisipasi potensi kericuhan dalam aksi demo buruh pada hari ini, Kamis 28 Agustus 2025.
Koalisi Serikat Pekerja dan Partai Buruh (KSP-PB) bakal menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta pada Kamis (28/8).
Sebanyak 19 Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ) yang berangkat dari dan menuju Stasiun Gambir akan Berhenti Luar Biasa (BLB) di Stasiun Jatinegara.
Puluhan ribu buruh dari berbagai wilayah di Indonesia akan menggelar aksi unjuk rasa serentak pada Kamis, 28 Agustus 2025.
Tulisan ini menelusuri dinamika politik Indonesia melalui lensa tiga filsuf Islam: Al-Farabi, Ibn Khaldun, dan Ali Shariati.
MENGINJAK usia 80 tahun Indonesia merdeka dan berdemokrasi, Laboratorium Indonesia 2045 menilai hubungan partai politik dan konstituen semakin memburuk.
Partai politik di Indonesia saat ini juga mengalami permasalah yang sama yakni konstituen lebih terikat pada tokoh daripada pada program atau ideologi partai.
PAKAR Hukum Tata Negara mempertanyakan urgensi pembentukan Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN) dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, di tingkat global, tidak ada praktik serupa.
Gunjingan banyak orang bahwa NasDem adalah partai pragmatis, lagi medioker, sebenarnya dilandasi dua alasan mendasar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved