Headline
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.
AKSES internet berkecepatan tinggi telah menjadi sama pentingnya dengan listrik. Sebuah teknologi inovatif muncul dari bayang-bayang lab X Alphabet. Solusi internet berbasis laser Taara merevolusi konektivitas dengan kecepatan yang membuat Starlink milik Elon Musk tampak seperti koneksi dial-up, seperti dilansir dari Paris2018, Senin (28/7).
Startup yang berbasis di California ini dianggap tidak hanya menantang status quo. Namun ia juga mendefinisikan ulang cara kita berpikir tentang menjembatani kesenjangan digital.
Sementara Starlink mengandalkan ribuan satelit yang mengorbit Bumi, Taara mengambil pendekatan yang sangat berbeda. Sistem ini menggunakan terminal berbasis darat yang disebut Lightbridge yang mengirimkan data melalui sinar laser tak terlihat antar titik tetap.
Unit-unit kompak itu kira-kira seukuran lampu lalu lintas, dapat dipasang di atap, menara, atau bahkan pohon tinggi. Metrik performanya yang mencengangkan
Teknologi laser Taara menghasilkan kecepatan data hingga 20 gigabit per detik pada jarak hingga 20 kilometer. Ini merupakan peningkatan kecepatan 10 hingga 100 kali lipat dibandingkan koneksi Starlink pada umumnya.
Hal yang lebih mengesankan lagi adalah minimnya infrastruktur yang dibutuhkan. Misalnya tanpa peluncuran roket, tanpa jaringan fiber yang ekstensif, dan instalasinya biasanya selesai dalam hitungan jam.
Mekanisme penyelarasan sinar Taara merupakan fondasi teknologinya. Karena komunikasi laser membutuhkan garis pandang yang jelas, sistem ini menggunakan sistem pelacakan canggih yang secara otomatis menyesuaikan penyelarasan sinar secara real-time.
Teknologi adaptif ini memastikan konektivitas yang andal bahkan di lingkungan yang menantang seperti Lembah Rift di Kenya, di mana kondisi atmosfer berfluktuasi secara dramatis.
Implikasi lingkungannya sama signifikannya. Dibandingkan dengan solusi konektivitas tradisional, Taara menawarkan antara lain jejak karbon yang jauh lebih rendah (tanpa peluncuran satelit); gangguan fisik minimal (tanpa penggalian parit atau pemasangan kabel); konsumsi energi yang lebih rendah selama pengoperasian; dan pengurangan limbah elektronik.
Teknologi Taara telah beroperasi di 12 negara. Salah satu implementasinya yang paling luar biasa membentang di Sungai Kongo, menghubungkan Brazzaville dan Kinshasa, dua ibu kota dengan total populasi lebih dari 17 juta jiwa. Koneksi ini mentransmisikan 700 terabyte data yang mencengangkan dengan waktu aktif 99,99%.
Hal itu telah merevolusi konektivitas antarpusat kota ini dengan biaya infrastruktur yang jauh lebih rendah. Fleksibilitas sistem Taara juga melampaui instalasi permanen. Pada acara berskala besar seperti Coachella, teknologi ini telah menyediakan dukungan jaringan seluler berkapasitas tinggi tanpa memerlukan infrastruktur sementara yang ekstensif.
Fleksibilitas ini membuka kemungkinan untuk respons bencana, fasilitas kesehatan sementara, dan inisiatif pendidikan di wilayah-wilayah yang sebelumnya kurang terlayani. (H-4)
Sebelum memenuhi permintaan Starlink, Komdigi wajib memastikan bahwa ada manfaat nyata bagi bangsa dan negara.
Nico menyarankan agar Pemerintah melakukan evaluasi terlebih dahulu terhadap layanan internet Starlink milik Elon Musk tersebut.
Menjelang operasional Vera Rubin Observatory di Cile, para astronom khawatir gangguan cahaya dari ribuan satelit.
INVESTASI satelit terbilang tinggi. Di sisi lain, operator global masuk Indonesia, seperti Starlink.
Terdapat 14.904 satelit yang mengorbit Bumi, 60% didominasi Starlink.
Tiongkok berhasil uji coba chip otak Beinao-1 pada pasien ALS, menandingi Neuralink milik Elon Musk.
Pentagon tanda tangani kontrak senilai US$200 juta dengan xAI milik Elon Musk.
xAI menyampaikan permintaan maaf resmi setelah Grok memuji Adolf Hitler dan komentar antisemitisme.
Chatbot Grok kembali menuai kontroversi setelah memuji Adolf Hitler dan menyampaikan komentar antisemitik di platform X.
Elon Musk menyuruh analis pasar Dan Ives untuk 'diam saja' di X usai kritik tajam terkait aktivitas politik CEO Tesla itu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved