Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Nasihat untuk Hasan Nasbi, Ray: Mundur Merupakan Jalan Terhormat

Yakub Pryatama Wijayaatmaja
23/3/2025 12:51
Nasihat untuk Hasan Nasbi, Ray: Mundur Merupakan Jalan Terhormat
Kepala Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi.(Antara)

PENDIRI Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti menilai Kepala Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi perlu mengambil cuti atau bahkan mundur dari jabatannya.

Hal itu dikatakan Ray disebabkan respons Hasan dalam kasus pengiriman kepala babi kepada wartawan Tempo, Francisca Christy Rosana (Cica). Hasan menyarankan agar kepala babi itu dimasak.

“Sebaiknya saudara Hasan Nasbi untuk mengambil cuti atau bahkan mundur dari jabatannya. Mungkin beliau sedang mengalami persoalan yang rumit. Dengan cuti, saudara Hasan Nasbi kiranya bisa lebih fokus untuk menyelesaikan persoalan rumit tersebut,” ungkap Ray, Minggu (23/3).

“Tapi jika memang posisi ini dirasa tidak lagi sesuai dan pas dengan beliau, memilih mundur merupakan jalan terhormat,” tambahnya.

Ray meminta agar Hasan kembali ke kampus atau dunia akademik. Menurut Ray, politik telah mengubah karakter cendekiawan Hasan menjadi politisi yang umumnya dikenal dalam kultur politik Indonesia.

Ray menyebut Hasan melihat politik sebagai ajang perebutan kekuasaan, bukan perwujudan idealisme dan intelektualisme.

“Tentu, tak kalah pentingnya agar saudara Hasan Nasbi meminta maaf, bukan saja kepada Tempo, tapi juga kepada rakyat Indonesia,” tegasnya.

Kata-kata yang disampaikan Hasan menyiratkan bahwa pemerintah tidak peduli pada keselamatan warga negara.

Ray juga menuturkan pengabaian pemerintah atas teror terhadap Tempo memberi sinyal bahwa kebebasan berpendapat tidak dijamin oleh pemerintah.

“Mereka yang umumnya kritikus pemerintah dipersilakan untuk menyelesaikan sendiri masalah mereka jika menemukan teror atas mereka,” ujarnya.

“Makin sulitnya berharap kata-kata santun keluar dari para pejabat negara. Sebelumnya kata "ndasmu", "Elu aja yang gelap", kini (kepala babi) bisa dimasak,” tandas Ray. (Ykb/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya