Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PERWIRA senior angkatan laut dari kawasan Asia-Pasifik berkumpul di Surabaya, Indonesia, dalam kegiatan Asia Pacific Naval Warfare Symposium (Simposium Peperangan Laut untuk Kawasan Asia Pasifik) yang diselenggarakan TNI AL dan Komite Internasional Palang Merah (ICRC) selama tiga hari.
Simposium yang berlangsung pada 11-13 Desember 2024 ini bertujuan untuk membangun dan memperkuat kapasitas angkatan laut di kawasan dalam menerapkan hukum humaniter internasional pada konflik bersenjata di laut.
Simposium ini mempertemukan 36 peserta dari 22 negara dan diisi dengan presentasi, studi kasus, dan aktivitas kelompok yang dirancang untuk membahas kompleksitas peperangan laut.
Tema-tema penting yang diangkat antara lain penerapan hukum humaniter internasional (HHI) atau hukum konflik bersenjata dalam peperangan laut, perbedaan antara operasi penegakan hukum maritim dan konflik bersenjata, serta implikasi kemanusiaan dari operasi laut.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Muhammad Ali menggarisbawahi bahwa konteks strategis yang menyatukan semua pihak hari ini penting mengingat kawasan Asia-Pasifik menjadi pusat daya tarik dunia maritim.
Ali berharap agar acara tiga hari ini akan memberikan kerangka kerja tentang bagaimana melaksanakan operasi, bekerja sama, dan menjaga stabilitas regional bahkan di saat terjadi ketegangan.
“TNI Angkatan Laut Indonesia menyadari bahwa keamanan maritim kita secara inheren terkait dengan keamanan regional. Tidak ada negara yang dapat memastikan keamanan maritim sendirian. Ini membutuhkan kemitraan, pemahaman, kolaborasi, dan komitmen bersama terhadap hukum dan norma internasional. Sebagai personel angkatan laut, kita mewakili garis terdepan keamanan dan pertahanan maritim di kawasan kita. Saya yakin kita memiliki pemahaman yang sama bahwa angkatan laut yang profesional harus beroperasi dengan presisi, tanggung jawab, dan kesadaran penuh terhadap kerangka hukum. Pembelajaran yang dipetik dari rekan-rekan kita yang akan berlangsung selama kegiatan ini sangat berharga. Pengalaman dan keahlian kolektif Anda akan memperkaya diskusi kita dan memperkuat komunitas maritim regional kita,” papar Ali.
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menegaskan semua negara harus mengakui bahwa kemampuan militer mereka tidak hanya ditujukan untuk membela kepentingan nasional tetapi juga untuk menegakkan dan menghormati hukum internasional, terutama dalam situasi yang melibatkan konflik bersenjata di laut dan bahwa pengembangan kekuatan angkatan laut didukung oleh semangat untuk mempromosikan perdamaian, keamanan, dan stabilitas, dan bekerja sama untuk membangun peradaban yang lebih adil, sejahtera, dan harmonis.
"Dalam upaya kita yang tidak kenal lelah untuk mencapai harmoni global, Indonesia berkomitmen untuk memperdalam dialog inklusif dan kolaborasi konkret, menegakkan hukum internasional, dan menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa, sebagaimana tertuang dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa. Indonesia mendorong agar semua pihak memastikan bahwa, apabila operasi militer di laut diperlukan, termasuk selama konflik, mereka harus menghormati hukum internasional, kebiasaan internasional, prinsip-prinsip kemanusiaan, dan perjanjian seperti Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS), Konvensi Jenewa, Manual San Remo, dan prinsip netralitas dalam peperangan laut," tegas Sjafrie.
“Melalui diskusi dan dialog, Simposium ini memberi ruang bagi para perwira angkatan laut untuk mengidentifikasi langkah-langkah praktis yang akan mengurangi risiko kemanusiaan dalam operasi laut sekaligus meningkatkan pemahaman peserta tentang hukum internasional,” ungkap Kepala Delegasi Regional ICRC untuk Indonesia dan Timor-Leste Vincent Ochilet.
“Dengan memupuk kesadaran dan kolaborasi, kami bermaksud memberi motivasi kepada para peserta untuk lebih mengintegrasikan hukum humaniter internasional ke dalam praktik operasional mereka, memastikan bahwa keamanan maritim dan masalah kemanusiaan ditangani secara bersamaan,” lanjutnya.
Simposium ini juga menjadi wadah untuk meningkatkan dialog antara ICRC dan angkatan laut di kawasan. Peserta diharapkan terlibat dalam diskusi yang bermakna, mengembangkan wawasan yang nantinya dapat ditindaklanjuti, dan mendorong dialog bilateral terkait isu-isu maritim bahkan sesudah kegiatan ini selesai.
Simposium semacam ini sebelumnya telah diadakan di Kuala Lumpur, Kolombo, dan Beijing. Pada tahun 2016, TNI Angkatan Laut dan ICRC juga menyelenggarakan Asia-Pacific Workshop on the Law of Armed Conflict (Lokakarya tentang Hukum Konflik Bersenjata di Laut untuk Kawasan Asia-Pasifik) di Surabaya.
Perwira senior angkatan laut yang ikut serta dalam kegiatan ini berasal dari Amerika Serikat (AS), Australia, Bangladesh, Fiji, Filipina, India, Indonesia, Jepang, Kamboja, Kanada, Maladewa, Malaysia, Pakistan, Papua Nugini (PNG), Korea Selatan (Korsel), Selandia Baru, Singapura, Sri Lanka, Thailand, Timor-Leste, Tiongkok, dan Vietnam. (Z-1)
Pelaksanaan ERB 2025 secara resmi ditandai dengan pelepasan KRI Hasan Basri-382 dari Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Senin (22/7).
Satria Arta Kumbara, nama yang mendadak viral di jagat maya Indonesia, adalah mantan prajurit Marinir TNI AL berpangkat terakhir Sersan Dua (Serda)
KAPAL Kujang 642 milik Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) IV Batam berhasil mengamankan kapal pembawa solar ilegal.
Panglima TNI menekankan pentingnya memberikan penghargaan atas prestasi luar biasa yang diraih oleh prajurit.
Dari kendaraan yang digunakan, ditemukan 40 box styrofoam berisi total 199.800 ekor BBL jenis Pasir dengan estimasi nilai kerugian negara yang berhasil diselamatkan mencapai Rp29,97 miliar.
Sinergi antara TNI AL dan Bea Cukai telah terjalin erat dalam upaya memberantas peredaran barang ilegal di wilayah perairan Batam
Dua orang tewas dan 19 lainnya terluka setelah kapal layar Cuauhtémoc milik Angkatan Laut Meksiko menabrak Jembatan Brooklyn pada Sabtu malam.
Kapal layar milik Angkatan Laut Meksiko menabrak dasar Jembatan Brooklyn di New York, menyebabkan 3 orang dalam kondisi kritis dan 17 lainnya terluka.
Dengan tema Kemitraan Maritim untuk Perdamaian dan Stabilitas, Latihan Komodo 25 menekankan pentingnya kerja sama antarangkatan laut dalam menghadapi tantangan maritim.
SEBANYAK 38 negara sahabat, termasuk AS, Rusia, dan Tiongkok mengikuti latihan 5th Multilateral Naval Exercise Komodo 2025 (MNEK) di Bali.
Pada 2021-2022 Laksdya Erwin menjabat sebagai Panglima Komando Lintas Laut Militer, kemudian menjadi Wadanjen Akademi TNI.
Laksdya Erwin tercatat menjadi lulusan Akademi TNI AL Angkatan ke-37 tahun 1991.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved