Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
PADA 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa para pahlawan yang gigih mempertahankan Indonesia dalam Pertempuran Surabaya, sebuah peristiwa yang menelan ribuan korban jiwa.
Sebagai bangsa, kita patut bangga memiliki pahlawan-pahlawan yang berani, yang telah mengorbankan segalanya demi kemerdekaan yang kita nikmati hari ini.
Sudahkah kamu mengenal siapa saja para tokoh di balik perjuangan ini? Untuk menghormati jasa mereka, mari kita kenali lebih dekat.
Nama Bung Tomo sudah tidak asing dalam Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945. Salah satu kontribusi besar Bung Tomo dalam pertempuran tersebut adalah pidatonya yang berhasil membangkitkan semangat juang rakyat Surabaya untuk melawan penjajah.
Menjelang pertempuran, orasi Bung Tomo disiarkan melalui Radio Pemberontak milik BPRI di Surabaya. Pidatonya yang penuh semangat berhasil menggerakkan rakyat Surabaya untuk bersatu dan melawan penjajah dengan gigih.
Berdasarkan Perpustakaan Sekretariat Negara, nama asli Bung Tomo adalah Sutomo. Ia lahir pada 3 Oktober 1920 di Surabaya. Bung Tomo meninggal pada 7 Oktober 1981 di Padang Arafah dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Ngagel, Surabaya.
Gubernur yang sering disapa Raden Suryo ini adalah salah satu pencetus Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945. Menurut pegiat sejarah Surabaya, Kuncarsono, Gubernur Suryo adalah salah satu tokoh yang sangat aktif dan sibuk selama pertempuran berlangsung.
Salah satu perannya adalah berkomunikasi langsung dengan pemimpin-pemimpin negara, seperti Bung Karno dan Bung Hatta, untuk meminta bantuan ketika Inggris mengeluarkan Ultimatum pada 10 November 1945.
Sebagai orang yang mengendalikan Surabaya, pada 9 November pukul 23.00 WIB, Gubernur Suryo mengumumkan keputusan untuk melawan sekutu sampai titik darah penghabisan. Pidato tersebut kemudian dikenal dengan nama 'Komando Keramat'.
Menurut Ensiklopedia Pahlawan Nasional, KH Hasyim Asy'ari lahir pada 20 April 1875 di Demak. Beliau adalah salah satu tokoh penting dalam Pertempuran Surabaya. Peran KH Hasyim Asy'ari dimulai dengan dikeluarkannya fatwa 'Resolusi Jihad' pada 22 Oktober 1945.
Fatwa ini mengajak umat Islam untuk berjihad dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, yang akhirnya menjadi pemicu terjadinya Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
Mayjen TKR HR Mohammad Mangoendiprojo adalah Pimpinan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan salah satu tokoh penting dalam Pertempuran Surabaya. Ia berperan sebagai wakil Indonesia dalam negosiasi dengan pasukan Inggris di Surabaya.
HR Mohammad Mangoendiprojo pernah menghadapi situasi berbahaya yang mengancam nyawanya saat berusaha mencegah pasukan Inggris yang menduduki gedung Bank Internatio untuk menembaki massa yang sedang mengepungnya. Mohammad Mangoendiprojo wafat pada 13 Desember 1988 di Bandar Lampung.
Prof. Dr. Moestopo adalah Mayjen TNI yang lahir pada 13 Juni 1913 di Ngadiluwih, Kediri. Mayjen Moestopo termasuk salah satu tokoh penting, Ia terlibat langsung dalam pertempuran Surabaya Selama Pertempuran Surabaya, Moestopo memimpin pasukannya dengan semangat dan keberanian, serta berperan mengorganisir dan memotivasi pasukan untuk melawan penjajah.
Sebelumnya, pada masa pendudukan Jepang, Moestopo mengikuti pelatihan Tentara Pembela Tanah Air (PETA) angkatan kedua di Bogor, Jawa Barat. Setelah selesai pelatihan, ia diangkat menjadi shudanco (komandan kompi) di Sidoarjo. Meskipun ia menjabat sebagai komandan kompi, kemampuan militer Moestopo jauh melebihi jabatan tersebut.
Mayjen Sungkono adalah komandan BKR yang berperan dalam Pertempuran Surabaya. Ia memimpin langsung pasukan di medan pertempuran, bukan hanya memberi perintah dari jauh. Namanya dikenal luas di Jawa Timur karena keberaniannya memimpin pertempuran sengit di seluruh kota.
Mayjen Sungkono tidak hanya memberikan perintah melalui radio, tetapi juga terjun langsung ke garis depan. Kepemimpinannya yang tegas dan semangat juangnya berkontribusi besar dalam menjadikan Surabaya dijuluki "Kota Pahlawan."
Nama Abdul Wahab Saleh juga tercatat sebagai salah satu tokoh dalam Pertempuran Surabaya 10 November 1945. Abdul Wahab Saleh adalah seorang fotografer Antara yang berhasil mengabadikan momen bersejarah perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato
Abdul Wahab Saleh tidak hanya seorang pejuang, tetapi juga seorang fotografer dan wartawan. Ia memotret peristiwa heroik Arek-Arek Suroboyo dalam Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
Dengan mengenal tokoh-tokoh tersebut, kita dapat termotivasi oleh perjuangan mereka dalam mempertahankan jiwa nasionalisme. Semangat dan keberanian mereka seharusnya menjadi teladan bagi kita untuk terus menjaga dan mengembangkan kemerdekaan yang telah diperjuangkan. (Kementerian Agama RI/Perpustakaan Sekretariat Negara/Ensiklopedia Pahlawan Nasional/Z-3)
Tahun 2025 akan menjadi tahun yang luar biasa bagi para penggemar superhero! Berbagai film dan serial dari studio ternama siap memanjakan para pencinta genre ini.
Para pahlawan nasional ialah sosok yang telah mengorbankan segalanya demi tercapainya kemerdekaan dan tegaknya kedaulatan bangsa.
Hari Bakti Pekerjaan Umum diperingati setiap 3 Desember untuk mengenang keberanian tujuh pahlawan yang dikenal sebagai Pahlawan Sapta Taruna.
SELAIN Hari Pahlawan (10 November), pada bulan ini juga terdapat Hari Guru Nasional (25 November).
Transjakarta mengambil peran pejuang transportasi publik dalam memajukan transportasi di Jakarta sekaligus meneladani semangat pahlawan dengan memberikan layanan terbaik.
Setiap tanggal 10 November, Indonesia memperingati Hari Pahlawan untuk menghormati para pahlawan yang berjasa bagi bangsa. Kenali jenis gelar pahlawan nasional yuks.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved