Pakar HTN: Jokowi Cari Muka ke Prabowo

Tri Subarkah
05/8/2024 19:19
Pakar HTN: Jokowi Cari Muka ke Prabowo
Presiden Jokowi saat akan memimpin rapat terbatas di Istana Kepresidenan Senin (5/8/2024) pagi.(MI/Fetry Wuryasti)

PRESIDEN Joko Widodo dinilai sedang mencari muka ke Prabowo Subianto selaku presiden terpilih hasil Pilpres 2024. Pasalnya, pada rapat terbatas (ratas) di Istana Kepresidenan tadi pagi, Senin (5/8/2024), Presiden menekankan bahwa Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 harus menampung semua program Prabowo-Gibran.

Bagi pakar hukum tata negara dari Universitas Andalas, Sumatra Barat, Feri Amsari, pernyataan Jokowi itu sangat bernuansa politis. Ia mengatakan, Jokowi sedang mencari muka ke Prabowo agar kepentingan ayah Gibran itu dilindungi selama pemerintahan Prabowo.

"(Jokowi) cari muka (ke Prabowo), bahwa keberlanjutan dan kepentingan politiknya ingin tetap bisa dilindungi oleh pemerintah berikutnya," kata Feri saat ditemui Media Indonesia di Jakarta.

Baca juga : Jokowi: RAPBN 2025 harus Akomodasi Semua Program Pemerintahan Prabowo Subianto

Feri sendiri tak menyoalkan esensi pernyataan yang disampaikan Jokowi tersebut. Pasalnya, program kerja pemerintah yang akan datang sudah memedomani Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) maupun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN).

Tanpa mengatakan secara gamblang, pemerintahan Presiden Jokowi memiliki tanggung jawab untuk memastikan blueprint alias cetak biru pembangunan nasional oleh pemerintahan yang akan datang terjamin dilaksanakan.

"(Pernyataan) itu lebih kepada gimik ingin memperlihatkan, 'Saya perhatian lo kepada pemerintah terpilih.' Nuansa politiknya lebih tinggi dibandingkan prosedur administratif negaranya," tandas Feri.

Terpisah, peneliti senior Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor mengatakan seharusnya Jokowi tidak perlu mengursi pekerjaan rumah pemerintahan berikutnya. Ia menilai, Jokowi yang akan mengakhiri masa jabatan pada Oktober mendatang belum fasih memahami pergantian kekuasaan secara demokratis.

"Harus dihargai bahwa pilihan rakyat memilih Prabowo-Gibran, dan Prabowo saya kira juga bukan presiden yang akan mudah diatur nantinya," kata Firman. (Tri/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya