Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Peneliti utama The SMERU Research Institute, Asep Suryahadi, mengatakan pemberian bantuan sosial (bansos) oleh pemerintah kepada masyarakat penerima manfaat sejatinya tidak perlu seremonial. Itu bisa dilakukan tanpa disiarkan, terlebih di situasi seperti sekarang yang sudah mendekati pemungutan suara Pilpres 2024.
"Tidak perlu dilakukan seremoni dan diliput media massa. Inilah yang membuat pemberian bansos menjadi bersifat politis sehingga perlu dihindari," kata Asep saat dihubungi, Kamis (1/2).
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, menjelang pilpres, Presiden Joko Widodo gencar menyalurkan bansos kepada masyarakat. Agenda tersebut dinilai penuh sarat kepentingan. Pasalnya, anak sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, maju sebagai calon wakil presiden.
Baca juga : Ketua DPR Puan Maharani Tegaskan Bansos Bantuan Negara, Bukan dari Jokowi
Program bansos yang diberikan pemerintah antara lain perlindungan sosial yang mencakup Program Keluarga Harapan (PKH) untuk 9,9 juta keluarga penerima manfaat (KPM), Kartu Sembako untuk 18,7 juta KPM, serta bantuan langsung tunai (BLT) El Nino untuk 18,6 juta KPM. Selain itu, juga untuk subsidi BBM, listrik, bunga kredit usaha rakyat (KUR), hingga bantuan pangan.
"Menurut saya memang selalu ada kelompok masyarakat yang memerlukan bansos. Tetapi seharusnya pemberian bansos merupakan kegiatan rutin pemerintah yang berjalan secara reguler dari waktu ke waktu jadi tidak perlu ada seremoni," ujarnya.
Sebelumnya juga diberitakan Kementerian Keuangan menyebut kenaikan anggaran bansos sudah disetujui oleh DPR RI menjadi Rp496 triliun pada APBN 2024. Angka itu naik Rp20 triliun dibandingkan tahun sebelumnya di angka Rp476 triliun. (Z-11)
PENGAMAT politik dari Citra Institute Efriza, menilai pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang meminta kritik sarat makna simbolik.
Pledoi Tom Lembong, tuntutan tujuh tahun penjara yang diajukan JPU merupakan kriminalisasi terhadap kebijakan publik.
SINYAL Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) bergabung ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kian gencar.
PENGAMAT Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi menyoroti momen akrab Presiden Prabowo Subianto dengan Perdana Menteri India Narendra Modi.
TIM Hukum DPP PDI Perjuangan (PDIP) menyatakan telah mendapat informasi bahwa Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hasto Kristiyanto sudah ditarget agar masuk penjara
Hendri Satrio berpendapat, sudah saatnya semua misteri yang menyelimuti demokrasi bangsa ini dibuka agar tidak ada lagi penyanderaan dalam politik.
Selain MBG, Pemprov Papua Tengah juga mengimplementasikan pemberian Makanan Tambahan dan BLT untuk balita, Cek Kesehatan Gratis, pembentukan 1.045 koperasi desa.
Pemerintah jangan buru-buru menuding banyak penerima bantuan sosial (bansos) bermain judi online (judol) sehingga perlu ditelusuri lebih dalam.
Ia mencontohkan ada PNS yang menabung dari sisa gaji bulanan untuk masa depannya, khususnya persiapan pensiun.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Bank Jakarta kembali mendistribusikan bantuan sosial Pemenuhan Kebutuhan Dasar kepada total 56.351 orang penerima baru.
PPATK menemukan bahwa sebagian penerima bansos tercatat sebagai pegawai BUMN hingga eksekutif manajerial.
Bansos seharusnya menjadi pilihan terakhir pemerintah untuk membantu masyarakat. Bansos akan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat di masa kritis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved