Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DIREKTUR Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai materi yang disampaikan oleh calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02 Gibran Rakabuming Raka dalam debat cawapres, Minggu (21/1) irasional. Pasalnya banyak hal yang tidak sesuai dengan kondisi Indonesia.
"Paling irasional itu adalah Gibran justru, karena beberapa hal yang disampaikan seperti greenflation (inflasi hijau) itu belum terjadi di Indonesia. Bagaimana mau terjadi di Indonesia, bauran energi baru terbarukan kita saja masih sangat kecil," ujarnya saat dihubungi, Senin (22/1).
Gibran dinilai tidak bisa membandingkan isu secara seimbang. Sebab, dia membandingkan isu greenflation antar Perancis dengan Indonesia. Padahal porsi energi baru terbarukan (EBT) di Perancis telah mencapai 88%, sedangkan Indonesia masih cukup kecil.
Baca juga: Gimmick Gibran Kala Merespons Jawaban di Debat Cawapres Dinilai Kurang Simpatik
Karenanya, kata Bhima, kecil kemungkinan greenflation bakal terjadi di Indonesia. "Justru yang harus disampaikan adalah bagaimana ketergantungan terhadap energi fosil menciptakan fossil flation. Jadi fossil flation ini justru lebih berbahaya bagi Indonesia," terangnya.
Inflasi energi fosil perlu menjadi perhatian bagi Indonesia. Itu berkaca dari situasi harga batu bara dan minyak mentah yang dapat naik dan turun secara tajam sewaktu-waktu. Inflasi energi fosil itu sempat terjadi di Indonesia dan membuat kekhawatiran potensi terjadinya kenaikan tarif listrik.
"Jadi ada konsep yang betul kata Pak Mahfud, (Gibran) ngarang. Jadi Gibran ini banyak hal irasional yang disampaikan, yang tidak tepat pada konteks Indonesia," tutur Bhima.
Baca juga: Pakar Hukum Lingkungan: Nilai Gibran di Debat Cawapres 11 dari 100
Tak hanya soal greenflation, topik mengenai pencabutan izin usaha pertambangan (IUP) terhadap perusahaan tambang ilegal juga tak masuk akal. Sebab, perusahaan ilegal otomatis umumnya tak memiliki izin usaha.
Bhima juga memberikan catatan kepada calon wakil presiden nomor urut 03 Moh. Mahfud MD. Meski penyampaian materi disebut cukup baii dan tersusun, namun Mahfud dinilai tidak begitu memahami isu transisi energi dan pembangunan berkelanjutan.
Sementara calon wakil presiden nomor urut 01 Abdul Muhaimin Iskandar dinilai sebagai pemenang dalam debat semalam. Bhima mengatakan, Muhaimin mampu menyampaikan gagasan dengan baik sehingga apa yang ditawarkan dapat diterima oleh publik.
"Cak Imin di atas ekspektasi, dan mampu memberikan penjelasan terhadap program maupun konsep secara lebih mudah diterima oleh masyarakat. Dan mengusung isu relevan terkait dengan desa," kata Bhima.
"Memang yang jadi catatan, harus hati-hati ketika dana desa naik menjadi Rp5 miliar per desa. Itu memang sekarang masih ada masalah tata kelola, korupsi tinggi, banyak kepala desa tersangkut korupsi, infrastruktur desa tidak semua efektif. Itu menjadi catatan," pungkasnya.
(Z-9)
DEBAT keempat calon presiden/wakil presiden antara lain membahas isu ideologi dan hubungan internasional.
Panelis dalam Debat Pilpres 2019 Keempat
Visi Misi Jokowi yang disampaikan dalam debat Pilpres 2019 keempat.
Visi Misi Prabowo yang disampaikan dalam debat Pilpres 2019 keempat.
Jawaban Capres atas pertanyaan yang dilontarkan dalam Debat Pilpres 2019 keempat
Jawaban Capres atas pertanyaan yang dilontarkan dalam Debat Pilpres 2019 keempat
Dengan dihapuskannya PT, setiap partai pemilu bisa mengajukan capres-cawapres di Pilpres 2029. Dengan begitu, para putra terbaik bangsa punya kesempatan jauh lebih besar untuk nyapres.
Benarkah Gibran akan menjadi matahari kembar yang sinarnya meredupkan sinar presiden, yang kekuasaannya mereduksi kekuasaan Prabowo?
Apa konsekuensinya jika memang iya? Akankah Fufufafa meretakkan hubungannya dengan Prabowo sebagai presiden terpilih?
Seperti apa sebenarnya drama pengunduran diri Airlangga? Seperti apa pula kelanjutan jalan ceritanya? Ikuti pembahasannya di Ordal, Obrolan Mendalam dari Orang-orang Dalam.
Hal serupa juga terjadi dalam Pilkada 2024, ketika dua judicial review yang diajukan MK telah menjadi sorotan publik.
Selvi Ananda tampil menawan dengan mengenakan kebaya merah klasik lengan panjang dengan detail brokat bernuansa floral.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved