Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
INISIATOR Badan Persaudaraan Antariman (Berani), Abdul Muhaimin Iskandar, yang juga Calon Wakil Presiden Koalisi Perubahan menyebut, saat ini, sudah selesai adu domba Cebong-Kampret seperti Pemilu 2019.
Dalam sambutannya, Gus Muhaimin menyampaikan toleransi tidak hanya dipraktikkan oleh etika yang menghargai ras, agama, budaya, suku, dan kelompok yang berbeda, akan tetapi sikap menghargai pendapat orang juga adalah termasuk bagian dari toleransi.
“Toleransi dalam beragama memiliki pengertian yaitu tindakan saling menghargai antarumat beragama. Tidak peduli apapun agama yang dianut, antar masyarakat harus saling menghargai satu sama lain,” ujar Gus Muhaimin dalam sambutannya di Harlah 1 tahun Berani, Sabtu (28/10).
Baca juga: Wapres Bertemu Tiga Cawapres, Dipastikan Bukan Instruksi Presiden Jokowi
Ketua Umum PKB ini juga meminta berhenti dan sudah tidak boleh lagi berteriak Cebong dan Kampret yang selalu mengadu domba.
“Sekalipun berteriak Cebong dan kampret adalah hal yang sangat menguntungkan,” lanjutnya.
Sementara itu, Ketua umum Berani Lorens Manuputty mengatakan merajut persatuan untuk Indonesia Bangkit merupakan tema yang diusung Berani dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun mereka yang ke-1.
Baca juga: Anies-Gus Imin Targetkan 70% Suara di Tapal Kuda
“Tema tersebut sebagai bentuk sikap dalam merajut, menjaga, merawat dan mengumandangkan semangat Kesetaraan serta semangat persatuan untuk menuju Indonesia yang maju dan Indonesia yang bangkit,” tuturnya.
Lebih lanjut, menurut Lorens, semangat Kesetaraan harus dimulai dari diri kita sendiri, Untuk itu, sebagai generasi penerus bangsa mari kita belajar menghargai dan menerapkan sikap Kesetaraan kepada sesama entah itu perbedaan suku, agama, maupun ras, karena sejatinya kita semua bersaudara.
“Pentingnya pemahaman dan penerapan Kesetaraan dalam kehidupan beragama yang tentunya merupakan perubahan yang serius dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang harus dilaksanakan oleh umat beragama. Kesetaraan tidak mengenal batas waktu, tempat, dan dengan siapa kita melakukannya, melainkan kita melakukannya dengan semua orang,” terangnya.
Sedangkan Menurut Sekjen Berani Ardy Susanto Oey, yang juga merupakan Caleg DPR RI dari Partai PKB wilayah pemilihan DKI 2 itu, kesetaraan antarumat beragama merupakan hal yang penting untuk dimiliki setiap orang saat ini.
“Sebab Jika setiap orang memiliki sikap kesetaraan yang tinggi, maka ini akan meminimalisir terjadinya konflik antarumat beragama dan kehidupan antar umat beragama pun akan terjalin dengan tentram dan damai. Maka dari itu, sangatlah penting untuk menerapkan sikap toleransi dengan umat beragama lainnya,” tandasnya.
Ardy menyebut toleransi dan kebebasan adalah dua hal yang sering berseberangan dalam kehidupan manusia, terutama dalam masyarakat di mana perbedaan persoalan ini menjadi rumit jika didekati dalam tanah agama.
“Kebebasan beragama dipandang sebagai sesuatu yang mengganggu kerukunan. Untuk itulah dalam menjawab kegelisahan tersebut Partai PKB hadir melalui Berani untuk dapat membangun silahi komunikasi dan merajut antar sesama anak bangsa,” tuturnya.
Ardy menyebut jika mengutip kalimat Gus Dur, semakin tinggi ilmu seseorang maka semakin besar rasa toleransi nya.
“Maka dari itu, sangatlah penting untuk menerapkan sikap toleransi dengan umat beragama lainnya,” tuturnya.
Dalam acara tersebut turut hadir para tokoh-tokoh lintas agama seperti Ketua Umum Majelis Agama Buddha Mahayana Tanah Suci Indonesia YM.Dr.(H.C) Maha Bhiksu Dutavira Sthavira, Kanjeng Astono dari PHDI, Js. Kristan, MA, Dewan Pakar Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (MATAKIN), Ali Mujahidin. Pengurus Besar Al-Khairiyah, Ketua Umum PP Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma dan lain-lain. (RO/Z-1)
BUPATI Intan Jaya, Papua Tengah, Aner Maisini mengungkapkan Hari Raya Idul Adha merupakan momen untuk memperkuat solidaritas dan toleransi umat beragama.
"Setiap ada hari besar keagamaan, warga tanpa memandang keyakinan dan namanya berkumpul, saling pengucapan selamat," jelas Kepala Dusun Thekelan Agus Supriyo.
Dialog antaragama merupakan sarana yang sangat penting bagi mahasiswa untuk meningkatkan daya kritis, membangun hubungan antaragama yang baik dan bermakna.
Toleransi, katanya, adalah kata yang paling sering terdengar tapi terkadang bisa berbalik menjadi penyebab tindakan-tindakan intoleran.
Fondasi dari moderasi beragama yang kokoh tak hanya bertumpu pada edukasi atau pendekatan budaya semata, tetapi juga sangat berkaitan dengan kondisi ekonomi masyarakat.
Dengan memahami makna semboyan bangsa tersebut maka akan muncul cinta, toleransi, dan kelembutan perlu dimiliki oleh setiap orang yang beragama.
ANGGOTA Komisi II DPR RI dari Fraksi PKS, Mardani Ali Sera mengapresiasi putusan MK yang menghapus ambang batas presiden (presidential threshold)
MAJELIS hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta akan membacakan putusan soal gugatan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Kamis (10/10)
Senator JD Vance, calon wakil presiden dari Donal Trump, berbicara tentang masa kecilnya dan mengkritik kebijakan Presiden Joe Biden.
JD Vance, yang dikenal melalui memoarnya yang laris "Hillbilly Elegy," telah memasuki dunia politik Amerika dengan sorotan yang mencengangkan sekaligus kontroversial.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan calon wakil presiden dari Partai Republik, JD Vance adalah tiruan dari Donald Trump dalam berbagai isu.
PN Jakarta Pusat menolak gugatan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) terhadap Presiden Jokowi terkait pencalonan Gibran Rakabuming Raka, anak sulungnya, sebagai cawapres 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved