Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pengamat Nilai Gibran Masih Minim Pengalaman

Sri Utami
24/10/2023 23:16
Pengamat Nilai Gibran Masih Minim Pengalaman
Wali kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka (kanan)(Antara)

SETIAP pemimpin khususnya kepala daerah harus memiliki kemampuan atau ilmu tentang pemerintahan. Salah satu yang paling dasar dan wajib dikuasai yakni kemampuan psikologi pemerintahan dan sosiologi pemerintahan. 

Ilmu tersebut tidak bisa didapatkan dengan meraba-raba tanpa dijalani dan terjun langsung ke lapangan. Termasuk menjalani setiap tahapannya mulai dari kepala daerah otonom murni kemudian (Bupati/Wali Kota) gubernur hingga akhirnya bermain di kancah nasional. 

Pernyataan ini disampaikan pakar otonomi daerah Djohermansyah Djohan, Selasa (24/10) dalam merespon majunya putra Presiden Joko Widodo yang juga Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres KIM Prabowo Subianto.

"Dari segi syarat itu terpenuhi tapi tidak memadai. Kalau dia hanya menjabat dua tahun (Wali Kota) maka itu tidak cukup. Karena dua tahun itu pada satu tahun pertama dia belajar dulu bagaimana kelola komunikasi sama dewan itu bagaimana dan birokrasi lainnya. Dari dagang martabak jadi pemimpin yang sekarang (Wali Kota) banyak sekali yang ada di bawah komando dia," ungkapnya

Baca juga : Soal Politik Dinasti, Prabowo : Semua Partai Berpolitik Dinasti, Termasuk PDIP

Seorang kepala daerah di tahun pertama belum memahami dengan baik segala birokrasi dan ilmu pemerintahan apalagi jika jabatan itu diemban saat semuanya sudah berjalan seperti anggaran daerah yang sudah diketok palu.

Baca juga : Relawan Bara JP Tepis Tudingan Dinasti Politik

"Jadi tidak memadai dari segi waktu dan keahlian.Lalu tahun kedua dia baru mengenal dan tahun ke tiga baru memahami cara hadapi birokrasi, pemda, pemkot oh begini, komunikasi dengan m masyarakat begini. Jadi administrator pemerintah masyarakat,” ujarnya. 

Pengalaman Gibran sebagai kepala daerah selama dua tahun tidak cukup untuk langsung melompat ke nasional. Hal ini disebabkan ada jenjang keilmuan yang tidak bisa didapat jika tidak menjalaninya. Lompatan jenjang itu akan mengakibatkan Gibran gagap dalam menghadapi masalah, tidak mampu mengambil keputusan yang baik hingga diremehkan oleh pejabat yang lebih senior.

"Dia harus main di pentas nasional dulu tambah satu jenjang lagi tidak boleh lompat karena nanti dia tidak matang akibatnya dia tidak mampu ambil keputusan yang baik. Dia juga harus kuasai isu internasional. Kalau pengalaman di daerah tidak lengkap dia harus kejar seperti bagaimana caranya mengawasi gubernur," tegasnya. (Z-8)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya