Headline
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.
KETUA Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menilai guyuran insentif dari pemerintah tak cukup untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah kebijakan suku bunga yang tinggi.
Teranyar, Presiden Joko Widodo berencana memberikan insentif untuk sektor properti nasional untuk memperkuat perekonomian di tengah ketidakpastian ekonomi global. Sementara, Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DDR) sebesar 25 basis poin ke level 6 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 18-19 Oktober 2023.
"Insentif saja tidak cukup untuk mendatangkan investor di sektor tertentu karena yang lebih dibutuhkan calon investor adalah perbaikan iklim usaha secara menyeluruh," ujarnya saat dihubungi Media Indonesia, Selasa (24/10).
Baca juga: Kondisi Eksternal Dorong BI Naikkan Suku Bunga
Shinta mengibaratkan pemberian insentif seperti hidangan penutup atau dessert, bukan hidangan utama atau main course yang secara esensi insentif tidak terlalu dibutuhkan oleh investor, ketimbang dengan kondisi iklim usaha yang kondusif dan kompetitif.
"Lagipula insentif pun ada thresholds atau batas, sehingga tidak bisa secara substansial menggantikan beban-beban usaha yang disebabkan oleh iklim usaha yang tidak kompetitif," terangnya.
Baca juga: Risiko Bank Tinggi jika Naikkan Suku Bunga Kredit
Menurutnya, perbaikan iklim usaha secara menyeluruh diperlukan agar mekanisme pasar atas investasi oleh pemodal di Indonesia pada sektor tertentu bisa berjalan dengan lancar.
Mekanisme pasar yang dimaksud, lanjut Shinta, seperti value added atau nilai ekonomi yang lebih bagi investor seperti kelayakan finansial, profitabilitas yang lebih tinggi, kegiatan produksi yang lebih stabil atau resilient dari disrupsi.
"Dan juga kesempatan memanfaatkan pasar yang lebih besar dibandingkan berinvestasi di negara lain," ungkapnya.
Senada, Ketua Bidang Ketenagakerjaan Apindo Bob Azam menuturkan bagi investor yang penting ialah kepastian dalam dunia usaha dengan kondisi politik yang kondusif.
"Jangan sampai kebijakan dan situasi politik yang ada menambah ketidakpastian di sektor ekonomi," ucapnya.
Bob menambahkan dengan fluktuasi nilai tukar (kurs) rupiah dapat menjadi berkah pelaku usaha yang menjalankan kegiatan ekspor, namun dapat memukul pengusaha dengan kegiatan impor karena kenaikan harga. (Ins/Z-7)
Kegiatan tersebut menjadi bagian dari komitmen terutama mendorong literasi rupiah yang inklusif dan kontekstual di tingkat daerah.
Jadi, sebutnya, kegiatan ini sangat penting agar ke depan perumusan kebijakan di daerah secara umum terkait ekonomi, terutama terkait inflasi dapat dilakukan akurat.
PT Dupoin Futures Indonesia secara resmi terdaftar sebagai Pelaku Derivatif Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing (PUVA) di bawah pengawasan Bank Indonesia.
Pelaksanaan ERB 2025 secara resmi ditandai dengan pelepasan KRI Hasan Basri-382 dari Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Senin (22/7).
GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan pihaknya melihat ruang untuk melanjutkan penurunan suku bunga acuan (BI Rate) guna mendorong pertumbuhan kredit.
Pemangkasan suku bunga acuan BI dari 5,5% menjadi 5,25% pada Juli 2025 adalah langkah tepat untuk menggerakkan konsumsi domestik dan investasi.
Pemerintah naikkan kuota FLPP jadi 350 ribu unit dan perpanjang insentif PPN DTP 100% hingga 31 Desember 2025 demi perluas akses hunian rakyat.
Cileungsi semakin berkembang menjadi kawasan strategis setelah infrastruktur konektivitas di wilayah tersebut semakin lengkap.
Tema Bersama Kami Menjadi Bagian Ceritamu mencerminkan perjalanan panjang The Jayakarta Group yang telah menjadi bagian cerita kesuksesan dan pengalaman semua individu yang terlibat.
Dapatkan rumah impian, test drive BYD, lelang emas, dan promo menarik di BRI Consumer Expo 2025 di Citra City Sentul!
Mempersiapkan akad kredit rumah atau KPR (Kredit Pemilikan Rumah) adalah langkah penting dalam proses pembelian rumah.
Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) non-subsidi oleh BTN mencapai Rp106,8 triliun, meningkat 8,1% dibandingkan periode yang sama tahun
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved