Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KETUA Umum PSI Kaesang Pangarep berencana ingin menemui Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Namun, Kaesang mesti menemui Ketua DPP PDIP Puan Maharani terlebih dulu.
Baca juga: Jokowi Diusulkan Gantikan Megawati Jadi Ketum PDIP, Ini Respons PDIP
Melihat itu, pengamat politik dari Citra Institute Efriza menilai, ada kejengkelan dari PDIP terhadap Kaesang yang berlabuh ke PSI. Maka, tidak mudah bagi bagi putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk bertemu Megawati.
"PDIP secara keseluruhan kader dan elitenya jengkel sama Kaesang. Maka caranya membalas, dengan merayu saja, tapi tidak mudah bertemu Megawati selaku ketua umum," ujarnya lewat keterangan yang diterima, Selasa (3/10).
Baca juga: Ditanya Duet dengan Ganjar, Prabowo Acungkan Jempol
Menurutnya, PDIP juga ingin menunjukkan posisinya sebagai penguasa politik. Hal ini pun bisa dibaca bahwa PDIP lebih memilih menjaga sikap atau 'jaim'.
"PDIP berharap Kaesang dukung Ganjar, tapi tak ingin juga Kaesang "besar kepala" karena ketua umum partai nonparlemen dengan mudah bertemu Ketua Umum Megawati sebagai Partai Penguasa saat ini," ujarnya.
Efriza menilai, kebutuhan dan kemauan PDIP mengajak Kaesang dan PSI dikhawatirkan membuat kubu Koalisi Prabowo Subianto makin menguat. Selain itu, jika Kaesang benar-benar diabaikan justru menjadi bumerang bagi PDIP.
Sebab, Jokowi sebagai ayahnya dan penguasa politik akan lebih menunjukkan dukungan serius kepada Prabowo.
"Maka PDIP bermain drama, mau tapi tidak sepenuh hati menginginkan Kaesang dukung PDIP. Ini yang dinilai oleh PDIP, bukan Kaesang dan PSI nya, tapi respek dan khawatir dengan Jokowi sebagai ayahnya dan penguasa politik, jika dikecewakan si bungsunya Kaesang," tuturnya.
Baca juga: Kaesang ke PSI Sinyal Keretakan Jokowi dan PDIP
Menurutnya, PDIP tak ingin PSI semakin besar kepala jika keinginan Kaesang menemui Megawati dituruti. Sebab, publik bakal menilai bahwa dua partai itu levelnya sederajat.
"PDIP tentu tak mau pertemuan Kaesang dengan ketua umumnya, membuat PSI sebagai partai non-parlemen, semakin 'besar kepala" karena pertemuan Kaesang dan Megawati, di mata publik bahwa PSI seolah telah sederajat level partainya," kata Efriza.
Lebih lanjut, Efriza menuturkan, andai pun PSI dan Kaesang berkoalisi mendukung Ganjar, maka juga tidak akan dilibatkan optimal oleh PDIP. Tujuannya, agar PSI tidak terdongkrak perolehan suara, bahkan kursi di pemilu 2024.
"Karena bersama Ganjar dan PDIP, PSI dengan PDIP sesama ideologi nasionalis dan kekuatan di Jawa Tengah antara Ganjar dan Kaesang. Artinya Kaesang bisa memperoleh dampak positif, PDIP bisa jadi turun suaranya, ini tentu diperhitungkan," pungkas Efriza. (H-3)
Kenapa mereka berani mengusutnya? Apakah memang penegak hukum sudah kembali ke jalur yang semestinya dalam menegakkan hukum.
Atas tujuan apa sebenarnya Mendagri memutuskan Sumut menjadi pemilik baru empatĀ pulau itu? Adakah agenda tersembunyi baik ekonomi atau politik?
Apakah itu juga pertanda inilah akhir episode 'petualangan' politik Jokowi pascalengser dari kursi kekuasaan yang sebelumnya sarat dengan cawe-cawe?
Apa sebenarnya motif Ade Armando menyatakan Gibran adalah wapres terbaik yang dimiliki Indonesia? Tes ombakkah? Atau, jangan-jangan ada tujuan politik tertentu.
Mampukah dia membesarkan PSI yang katanya partai anak muda itu? Atau sebaliknya, setelah tak lagi berkuasa, pengaruhnya bakal meredup untuk membesarkan PSI?
Ada spekulasi bahwa Presiden Prabowo Subianto yang memerintahkan. Benarkah?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved