Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
PARTAI Demokrat bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) pengusung capres Prabowo Subianto. ‘Koalisi gemuk’ ini berpeluang memenangkan Prabowo jika semua mesin politiknya bekerja, tetapi dilema pemenangan pileg juga bisa menjadi hambatan.
Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRP-BRIN) Aisah Putri Budiatri menduga masuknya Demokrat pada koalisi Prabowo tentu mengganggu, meski belum tentu mengubah arah peta koalisi Prabowo. Ia menilai kehadiran Partai Demokrat di Koalisi Indonesia Maju (KIM) akan membuat koalisi tersebut semakin gemuk.
"Tentu saja masuknya Demokrat ya membuat koalisi menjadi semakin gemuk karena dukungan terhadap Prabowo secara institusinya menguat," terang sosok yang akrab disapa Puput itu di Jakarta, Selasa (19/9).
Baca juga: AHY Pimpin Deklarasi Capres yang Diusung Demokrat
Meski demikian, kehadiran Demokrat dinilai tidak serta-merta menjamin kemenangan capres Prabowo Subianto di Pilpres 2024. Menurut Puput, hal itu terkait dengan keinginan Partai Demokrat untuk mengusung Agus Harimurti Yudhoyono sebagai cawapres, meski bukan lagi tujuan utama partai.
"Jika kemudian AHY misalnya tidak menjadi kandidat, lantas apakah PD akan sepenuhnya bergerak menggunakan modal sosial dan finansial yang dimilikinya untuk pemenangan Prabowo. Ini yang kemudian patut dicermati lebih jauh," tambahnya.
Baca juga: RK dan AHY Dicoret PDIP, PPP: Peluang Sandiaga Jadi Cawapres Ganjar Makin Besar
Puput menjelaskan Partai Demokrat punya kecenderungan untuk berfokus pada pemenangan pileg dibanding pilpres.
"Apalagi dalam pengalaman pilpres sebelumnya, banyak dugaan bahwa Demokrat fokus pada pileg bukan pilpres meski bergabung koalisi," tandasnya.
Menurutnya, Demokrat bukan lagi partai penentu presidential threshold di KIM. Sebaliknya, Demokrat menjadi partai yang terlambat bergabung koalisi sehingga pilihannya pun lebih sedikit.
"Namun demikian, sebelum ada deklarasi, maka artinya lobi akan terus berjalan dan pembicaraan tentang cawapres masih sangat terbuka tergantung sejauh mana daya tawar dan pilihan strategi masing-masing partai dalam koalisi," ujarnya.
Sementara itu, Pengamat Politik dari Citra Institute Yusak Farchan mengatakan dengan bergabungnya Demokrat, maka kekuatan Prabowo di atas Capres Ganjar Prabowo dan Anies Baswedan, karena menguasai hampir separuh kursi di parlemen. Namun untuk memenangkannya, Prabowo harus memiliki strategi yang tepat.
“Prabowo berpotensi menang jika semua parpol yang tergabung dalam KIM mampu menggerakkan mesin politik nya untuk pemenangan. Untuk menggerakkan mesin politik, diperlukan sumber daya logistik yang memadai,“ ujarnya.
Salah satu strateginya, dengan mempergunakan kesempatan Mantan Presiden dan Ketua Dewan Penasehat Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang mau ‘turun gunung’.
“Demokrat bisa menjadi penentu kemenangan Prabowo jika SBY all out untuk menambal kelemahan prabowo seperti di Jawa Timur. Bagaimana pun, Jawa Timur juga menjadi basis utama Demokrat dan akan menjadi medan pertarungan sengit para capres,“ ungkap Yusak.
SBY pernah menjadi tokoh fenomenal saat terpilih di pilpres 2004 dan 2009. Sebagai mantan Presiden, tentu SBY memahami dengan baik geopolitik nasional. Kemudian Partai Demokrat, sudah punya modal sekitar 10,8 juta suara.
Kemudian, kehadiran Partai Demokrat di koalisi pengusung Capres Prabowo juga ‘tanpa beban’, keinginan menjadikan Ketum Agus Harimurti Yudhoyono sebagai cawapres. Dia menambahkan, jika Prabowo menang, AHY bisa saja diberi posisi sebagai Menteri Koordinator.
“Demokrat semakin realistis untuk tidak lagi mengajukan AHY sebagai cawapres. Jika Demokrat bisa memainkan peran sebagai kunci pemenangan prabowo, tentu ini akan menjadi investasi politik berharga bagi karir politik AHY ke depan,“ sebut Yusak, yang juga Dekan Universitas Dr. Soetomo ini. (Z-7)
Presiden AS Donald Trump kirim surat resmi kepada Presiden RI Prabowo Subianto, mengumumkan tarif impor 32% untuk seluruh produk Indonesia mulai 1 Agustus 2025.
Sesi foto resmi hari terakhir penyelenggaraan KTT ke-17 BRICS hari ini turut dilengkapi kehadiran puluhan delegasi dari negara mitra.
Ekonom Nailul Huda mengungkapkan dampak ekonomi bergabung dengan BRICS, termasuk peluang dan tantangan bagi Indonesia.
PRESIDEN Brasil Luiz Inácio Lula da Silva memberikan sambutan khusus kepada Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dalam pembukaan sesi pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS
Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya terhadap perdamaian dunia dalam sesi pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025
pemimpin negara anggota BRICS, termasuk Presiden Prabowo Subianto, menghasilkan sejumlah kesepakatan strategis yang tertuang dalam Leaders' Declaration
Indonesia telah memiliki pemimpin nasional dari berbagai latar belakang, mulai dari militer (TNI) hingga sipil, tetapi belum ada yang berasal dari korps kepolisian.
Pria yang akrab disapa Romy tersebut mengatakan bahwa PPP masih menunggu hasil muktamar partai yang rencananya digelar pada September mendatang.
Wakil Ketua Partai NasDem, Saan Mustopa mengatakan pihaknya tidak akan terburu-buru dalam mendeklariskan pencalonan Prabowo sebagai capres di pemilu selanjutnya.
Ray Rangkuti menilai keputusan Partai Gerindra dalam mengusung kembali Prabowo Subianto untuk menjadi calon presiden 2029 terlalu cepat.
Indonesia yang memiliki keragaman etnis dan budaya, rentan terhadap perpecahan jika tidak dikelola dengan baik.
Cak Imin enggan menanggapi lebih jauh ihwal kemungkinan memajukan dirinya. Ia menilai pesta demokrasi 2029 masih lama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved