Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
TIGA mantan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) resmi bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN). Mereka adalah Anggara Wicitra Sastroamidjojo, Idris Ahmad, dan Jovin Kurniawan.
Diterima Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN DKI Jakarta Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio, mereka mendeklarasikan langkah politiknya itu di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN, Jakarta pada Selasa (12/9).
"Kami bisa punya komitmen bersama karena kondisinya seperti yang tadi saya sebutin, kami punya satu visi, misi dan punya persepsi yang sama, serta punya mimpi yang sama," kata Eko ditemui usai konferensi Pers.
Baca juga: Kunjungi Kantor DPP PSI, Prabowo: Banyak Kecocokan
Dijelaskan Eko, setelah resmi bergabung Anggara, Idris dan Jovin nantinya bakal mencalonkan diri dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) DPRD DKI Jakarta pada 2024 mendatang. Mereka pun diharapkan dapat memberikan nafas baru bagi partai berlambang matahari putih itu.
"Ya mudah-mudahan ini dapat memberikan nafas, memberikan energi, memberikan gizi buat PAN DKI Jakarta umumnya dan khususnya buat DPP PAN," jelas Eko.
Baca juga: PAN tak Permasalahkan Kepergian PKB dari Koalisi Indonesia Maju
Menjawab terkait kesamaan visi dan misi, Anggara yang sebelumnya Ketua Fraksi PSI di DPRD DKI Jakarta menjelaskan bahwa dirinya merasa sejalan dengan PAN yang berkonsentrasi terkait isu anak-anak muda Indonesia.
"Saya melihat PAN memiliki ruang ekspresi ke anak-anak muda. Terlihat dari transformasi yang mengutamakan anak-anak muda sebagai ujung tombak, bagi saya itu sangat berarti, yang membuat saya memilih jalan perjuangan ini,” kata Anggara.
Senada dengan Anggara, Idris yang merupakan mantan anggota DPRD DKI Komisi E menyebut, wajah PAN saat ini sangat terlihat didominasi anak muda. Dia menyebut PAN juga terlihat sangat mendukung kader-kader mudanya untuk terus berkarya
"Saya juga sempat ngobrol dengan Pak Ketum (Zulkifli Hasan) dan Pak Erick Thohir, saya lihat jejak dua orang ini meyakinkan saya bahwa anak muda (Di PAN) bukan hanya sebagai etalase front di depan, tapi juga memberikan kesempatan anak muda untuk bermakna, berkarya, dan mengabdi baik di DPRD atau sektor publik lainnya,” tukasnya.
(Z-9)
Sebaiknya pemerintahan saat ini bekerja saja untuk masyarakat. Ketika kinerja baik tentu akan mendapatkan respon yang positif dan modal menuju Pilpres 2029.
Prabowo membeberkan dirinya masih fokus bekerja dan dukungan tersebut merupakan urusan nanti. Orang nomor satu di Indonesia itu mengaku ingin lebih dulu bekerja untuk rakyat.
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Deddy Sitorus menyebut keputusan PAN untuk mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2029 adalah hal yang wajar.
NasDem menghormati dukungan PAN kepada Prabowo. Namun, masih terlalu dini untuk berbicara soal kontestasi presiden di 2029.
PAN menilai pertemuan antara Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Prabowo Subianto bisa dikatakan sebagai bentuk dukungan PDIP kepada Presiden Prabowo
Inisiatif Didit bertemu Megawati menunjukkan bahwa di atas perbedaan dan dinamika politik, pada akhirnya yang menyatukan semua adalah merah putih
Henry Andrew George Wairara menggugat keputusan Ketua Umum Bahlil Lahadahlia yang menggantinya dari kursi Ketua DPRD Provinsi Papua Barat Daya ke Mahkamah Partai Golkar.
Menurut Deddy, saat itu pihaknya masih fokus dalam pemenangan kader-kader PDI Perjuangan di tingkat calon presiden, calon legislatif hingga calon kepala daerah.
KETUA DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat mengatakan Effendi Simbolon bukan lagi menjadi kader PDIP setelah mendukung Ridwan Kamil-Suswono (Rido) pada Pilgub Jakarta.
KETUA Umum Partai NasDem Surya Paloh menekankan soal posisi partainya di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Surya juga mengajak para kader untuk berpikir waras.
Seharusnya PDIP bisa mencontoh PKS yang bertindak cepat ketika ada kadernya yang terkena perkara dugaan pelecehan seksual, s
"Kami juga menuntut supaya mereka melepas baju atribut PKB yang mereka gunakan, karena mereka bukan kader dan bukan pengurus PKB."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved