Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Presiden Seharusnya Fokus pada Pekerjaan Negara

Abdillah Muhammad Marzuqi
05/5/2023 19:45
Presiden Seharusnya Fokus pada Pekerjaan Negara
Presiden Joko Widodo menyampaikan keterangan pers(Antara Foto )

Presiden Joko Widodo mengundang sejumlah ketua umum partai politik pendukung pemerintah di Istana Negara. Dalam pertemuan tersebut Partai NasDem tidak diundang. Pakar ilmu politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN Jakarta) A. Bakir Ihsan menilai Jokowi lebih patut untuk fokus pada pekerjaan negara sebagaimana amanat jabatan yang disandang.

"Presiden seharusnya fokus pada pekerjaan negara yang diamanatkan oleh rakyat, terlebih menjelang akhir jabatannya," terangnya.

Menurutnya, presiden sebaiknya menyerahkan urusan partai pada pihak terkait yakni para ketua umum partai.

Baca juga: Anies Baswedan: yang Takut Kehilangan Kekuasaan tak Mengerti Prinsip Demokrasi

"Masalah partai serahkan pada masing-masing partai, apalagi Presiden Jokowi, seperti sering disebut oleh Megawati, ketua umum partainya, sebagai petugas partai. Jadi urusan partai serahkan pada masing-masing ketua umumnya, tidak perlu dicawe-cawe oleh petugas partai," sambungnya.

Menurut Bakir, agenda partai adalah bagian dari agenda besar bangsa dan negara. Sehingga tugas dan jabatan yang diemban dalam pemerintahan patut dituntaskan oleh para pejabat yang berlatar partai politik.

Baca juga: Koalisi Pendukung Anies Minta Jokowi Netral pada Pemilu 2024

"Agenda partai itu hanya bagian dari agenda besar negara bangsa yang harus dimaksimalkan untuk diselesaikan di sisa akhir jabatannya," sambungnya.

Bakir menambahkan ketika Presiden Joko Widodo berhasil menuntaskan agenda pemerintahan dengan baik, maka akan menjadi cara tersendiri bagaimana Jokowi diingat.

"Ya, kalau Jokowi berhasil mengakhiri pemerintahannya dengan baik, melalui janji-janji yang berhasil ditunaikan, maka dengan sendirinya menjadi legacy yang akan memupuk imajinasi politik warga tentang kepemimpinan ke depan seperti Jokowi," tandasnya.

 

Uji Loyalitas Partai ke Jokowi

Di sisi lain, pengamat politik dari Universitas Trunojoyo, Surokim Abdussalam mengatakan, sikap Jokowi itu menegaskan sikapnya dalam mengendalikan partai-partai . 

“Saya pikir pak Jokowi kali ini akan diuji benar kemampuannya di dalam mengendalikan partai-partai dan itu juga akan menjadi uji loyalitas partai-partai terhadap Jokowi,” kata Surokim.

Meski masih berada di pemerintahan, dengan peristiwa ini Nasdem dianggap ‘pihak luar’ oleh partai lain pendukung Jokowi. 

“Jika melihat apa yang selama ini muncul dalam panggung depan, sepertinya NasDem sudah dianggap outsider dari partai pendukung Jokowi.” sebut Surokim. 

Pertemuan presiden dan ketum partai semakin membuka peluang terbentuknya koalisi besar.

“Koalisi besar akan terus diikhtaran parpol-parpol pendukung Pak Jokowi guna menjamin keberlanjutan legacy pak Jokowi. Namun jalan kesana tidak akan mudah karena harus bisa mengakomodasi kepentingan-kepentingan parpol yang beragam,” jelas Surokim.

Saat ini ada tiga koalisi, yaitu Koalisi Indonesia Bersatu (KIB)-Golkar, PAN,PPP, Koalisi Perubahan PKS-Nasdem-Demokrat dan Koalisi Gerindra PKB. KIB disebut-sebut goyang karena PPP memutuskan untuk mendukung Capres PDIP Ganjar Pranowo. Sementara Golkar dan PPP belum menentukan sikap. (RO/Z-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik