Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
KETUA DPP Partai NasDem Ahmad Effendy Choirie menilai Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Rahmat Bagja subjektif dalam berkomentar soal bakal calon presiden yang kerap melakukan safari politik saat ini. Politikus yang kerap disapa Gus Choi itu bahkan menuding ada kepentingan lain dari pernyataan Bagja.
"Mestinya mereka, kan, mengawasi dengan berpijak pada undang-undang sehingga pengawasannya menjadi objektif. Kalau begini, kan, menjadi subjektif," kata Gus Choi kepada Media Indonesia, Selasa (21/2).
Baca juga: PKB yakin MK tolak Proporsional Tertutup, Alasannya Pemilu Makin Dekat
Dalam acara diskusi bertajuk OTW 2024: Setahun Jelang Pemilu, Mata Rakyat Tertuju ke KPU dan Bawaslu yang digelar lembaga survei KedaiKOPI pada Minggu (19/2), Bagja menyinggung soal kegiatan safari politik capres yang diusung partai saat masa sosialisasi.
"Safari politik, misalnya ada, mohon maaf ini, keliling terus. Lama-lama, kan, ono opo ini (ada apa ini)? Capres itu doang yang keliling terus. Satu dua. Capres yang dicalonkan partai," ujar Bagja.
Bagja menyebut, sosialisasi jelang Pemilu 2024 hanya boleh dilakukan di acara internal partai politik dan tidak perlu melibatkan masyarakat. Kendati demikian, pihaknya menyilakan pemasangan baliho untuk menghilangkan asumsi di masyarakat terkait isu penundaan pemilu.
NasDem sendiri diketahui sudah mengusung Anies Baswedan sebagai capres pada Pilpres 2024 mendatang. Menurug Gus Choi, yang dilakukan pihaknya saat ini adalah bentuk pendidikan politik yang merupakan salah satu fungsi partai. Setelah merekrut, NasDem menilai Anies perlu dikenalkan kepada masyarakat.
"Ketika kita tawarkan kepada publik, kan, kita tidak maksa untuk publik nyoblos atau mendukung Anies. Tidak," ujarnya.
Adapun sebelum tahapan kampanye benar-benar dimulai, Gus Choi merasa masa sosialisasi harus digunakan secara maksimal lain dalam rangka pesta demokrasi lima tahunan sekali. Ia pun menyilakan partai politik lain melakukan hal serupa seperti yang dilakukan NasDem.
"Atau sebenarnya sudah melakukan, tapi kenapa enggak disindir-sindir?" tandasnya. (OL-6)
Helmy Yahya menyebut IGK Manila bukan sekadar figur publik, melainkan pribadi yang dianggapnya sebagai orangtua sendiri.
The old soldier never dies, they just fade away. Kalimat yang terasa tepat menggambarkan sosok Mayor Jenderal (Purn) I Gusti Kompyang Manila
Pagi itu perwira tinggi bintang dua itu mengirimkan meme wajahnya dengan tulisan 'Selamat Pagi'. Ritual saya setiap selesai menjalankan salat Subuh ialah menerima sapaan pagi dari Pak Manila.
Jenazah IGK Manila akan disemayamkan di Aula ABN untuk memberikan kesempatan bagi keluarga, sahabat, dan handai taulan memberikan penghormatan terakhir,
Gubernur Akademi Bela Negara (ABN) Partai NasDem, Mayor Jenderal TNI (Purn.) IGK Manila, meninggal dunia pada Senin (18/8) di RS Bunda, Jakarta Pusat.
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menilai pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka sudah berjalan baik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved