Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
KETUA DPW Partai Gelora Jabar Haris Yuliana memberikan apresiasi atas keputusan yang telah diambil Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk bergabung ke Partai Golkar.
Haris menyatakan langkah Ridwan Kamil ke Partai Golkar sudah tepat karena bergabung dengan salah satu partai yang memiliki sejarah panjang di Indonesia.
"Jadi tugas Ridwan Kamil ini tidak berat. Dia tidak perlu membesarkan
partai. Karena Partai Golkar sudah memiliki nama yang besar," katanya,
Jumat (20/1).
Menurut Haris, sudah semestinya jika ingin menjadi politisi harus ikut
serta masuk dalam partai politik. Selain akan menambah wawasan dalam
berpolitik, Ridwan Kamil akan menjadi contoh untuk pengikut media
sosialnya, bahwa tidak ada yang salah menjadi bagian dari partai
politik.
"Selamat atas keberaniannya. Ridwan Kamil sudah di jalan yang benar.
Tinggal bagaimana memainkan perannya sebagai politisi, agar ambisinya
bertarung di Pilpres 2024 bisa terealisasi," katanya.
Haris menyebut, tidak ada jalan lain jika ingin mengikuti pertarungan
Pilpres 2024 selain masuk partai politik. Karena partai politik adalah pabrik pencetak para pemimpin.
"Seharusnya, dari awal pencalonan menjadi Wali Kota, Ridwan kamil sudah
menjadi bagian dari partai politik. Mudah-mudahan gabungnya Ridwan Kamil ini untuk kepentingan bangsa bukan kepentingan pribadinya," tandasnya. (N-2
Status bebas bersyarat sampai 2029 yang diputuskan akan menghambat Setnov untuk beraktivitas.
Partai Golkar meyakini isu musyawarah nasional luar biasa (munaslub) yang belakangan ini santer dibicarakan tidak diembuskan oleh pihak Istana.
Tidak ada alasan mendesak untuk menggelar Munaslub. Kepemimpinan Bahlil dinilai masih mumpuni.
Golkar merespons usulan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin tentang pilkada tak langsung seperti gubernur ditunjuk langsung oleh pemerintah pusat.
Sarmuji mengatakan Golkar sejatinya terbuka bagi siapapun untuk menjadi kader. Terlebih untuk kepala negara yang telah menjabat sebelumnya.
Dia menjelaskan bahwa candaan itu muncul karena keduanya memiliki hubungan dekat sebagai sahabat sejak sama-sama aktif di satu organisasi saat menjadi aktivis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved