Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Antisipasi Skandal Pemilu 2024, SKI Luncurkan Program Saksi Demokrasi

Mediaindonesia.com
19/9/2022 17:58
Antisipasi Skandal Pemilu 2024, SKI Luncurkan Program Saksi Demokrasi
Diskusi “Jangan Main Kayu Dalam Demokrasi: Antisipasi Skandal Demokrasi 2024 dengan Saksi Demokrasi”.(Ist)

SITUASI politik yang berkembang akhir-akhir ini mengindikasikan betapa tidak mudahnya menghadirkan aspirasi rakyat yang menginginkan tampilnya figur pemimpin yang memiliki kredibilitas dan integritas dalam kontestasi Pilpres 2024. 

Apalagi, muncul pula indikasi untuk menyederhanakan peta Pilpres 2024 dengan dua pasang calon saja, yang mungkin saja berasal dari sebuah koalisi besar yang berbagi peran. Sinyalemen tersebut antara lain diungkapkan oleh mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, beberapa waktu lalu.

Berbagai keprihatinan tersebut menyeruak dalam diskusi “Jangan Main Kayu Dalam Demokrasi: Antisipasi Skandal Demokrasi 2024 dengan Saksi Demokrasi” yang diselenggarakan Sekretariat Kolaborasi Indonesia (SKI) di Jakarta Pusat, Minggu (18/9) petang.

Dalam acara yang dihadiri masyarakat dan kalangan media massa tersebut, Sekjen SKI (Sekretariat Kolaborasi Indonesia) Raharja Waluya Jati tampil sebagai pembicara bersama pegiat masyarakat sipil Haris Azhar dan juru bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra.

Dalam paparannya Jati menyatakan bahwa bahwa fenomena politik Indonesia belakangan ini merupakan bagian dari pendangkalan demokrasi. Meskipun skenario-skenario yang diupayakan kelompok politik yang kuat seolah-oleh berjalan dengan mekanisme demokrasi, namun standar demokrasi yang digunakan lebih mengacu pada prosedur teknis. 

Baca juga: PP Muhammadiyah Siap Ajak Bakal Calon Presiden untuk Dialog Kebangsaan

Hal tersebut dinilainya jauh dari substansi demokrasi yang sesungguhnya, dimana suara rakyat seharusnya tidak boleh diingkari.

“Pemilu hanyalah satu bagian dari demokrasi. Jangan sampai demokrasi didangkalkan dengan menempatkan pemilu sama dengan demokrasi atau sebaliknya,” ujar Sekjen SKI Raharja Waluya Jati.

Jati menambahkan, dalam cara pandang SKI, demokrasi adalah tentang gerak hidup rakyat. Ukuran utama dan terutama dari demokrasi adalah perikehidupan rakyat. Dengan demikian, kualitas demokrasi akan menentukan kualitas perikehidupan rakyat. 

“Rakyat adapun pihak yang paling berkepentingan dengan jalannya demokrasi. Jika kita mau jujur, demokrasi Indonesia bukanlah demokrasi prosedural. Demokrasi Indonesia merupakan anak kandung dari kemerdekaan sehingga berwatak emansipasi,” lanjutnya. 

SKI melihat bahwa Pemilu sebagai salah satu dari praktek demokrasi Indonesia, harus berjalan sesuai watak emansipasi dan watak sosialnya. Dalam kaitan dengan hal tersebut, Pemilu harus melahirkan dua hal. 

Pertama, gagasan terbaik yang menjadi jawaban atas masalah bangsa, kini dan yang akan datang. Kedua, pribadi-pribadi pilih tanding, baik secara moral, sosial dan kapasitas. Pribadi yang demikian tentunya mengerti sejarah bangsa, penderitaan rakyat dan bagaimana cara membawa bangsa kepada masa depannya yang lebih baik. 

“Rakyat harus mendapat ruang kesempatan dalam ikut mengontrol jalannya demokrasi khususnya Pemilu, sejak sebelum, pada saat dan setelahnya. Rakyat punya hak untuk mendapatkan Pemilu yang baik, bebas, dan jurdil,” jelasnya.

Menghadapi Pemilu 2024, SKI mengambil insiatif untuk memperkuat hak rakyat dengan mengontrol jalannya demokrasi. Ada dua langkah yang akan dilakukan organisasi tersebut. 

Pertama, melakukan rekruitmen bagi anggota masyarakat untuk menjadi Saksi Demokrasi.

Saksi Demokrasi bukanlah saksi pemilu dalam arti sempit, tetapi individu rakyat yang terlibat dalam menentukan arah perjalanan bangsa dengan mengupayakan terselenggaranya Pemilu yang mewakili aspirasi rakyat dan diselenggarakan secara baik, bebas, dan jurdil.

“Saksi Demokrasi akan ikut aktif menyuarakan kepentingan rakyat agar dapat diakomodasi oleh masyarakat politik, termasuk menentukan siapa pemimpin bangsa yang dikehendakinya memimpin Indonesia ke depan,” lanjutnya

Kedua, menyelenggarakan pendidikan bernegara secara luas dan sistematis.

Dalam pendidikan bernegara, rakyat diajak terlibat aktif untuk merumuskan masalah mereka dan menegosiasikannya dengan partai politik dan kandidat pejabat politik, karena politik sesungguhnya bukan saja soal figur tetapi juga soal gagasan untuk memecahkan persoalan bangsa.

“Pada taraf awal, SKI akan menyelenggarakan Musyawarah Desa di 57 Titik di Pulau Jawa, 5 September mendatang. Musyawarah desa tersebut sekaligus menjadi awal dimulainya program Saksi Demokrasi dan Pendidikan Bernegara,” pungkasnya. (RO/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya