Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MENTERI Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengakui sejumlah dokumen negara bocor. Hal itu diungkapkannya merespons kemunculan peretas yang mengatasnamakan diri Bjorka di internet.
“Saya pastikan itu memang terjadi tapi tidak ada rahasia negara. Belum ada yang membahayakan dari isu-isu yang muncul,” kata Mahfud di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (12/9).
Mahfud mengatakan temuan itu sudah dikonfirmasi oleh laporan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Kemudian dirinya menerima analisa dari Deputi VII Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi, dan Aparatur Kemenko Polhukam.
Baca juga: Pemerintah Dinilai Perlu Berikan Penjelasan Dugaan Kebocoran Data
“Terjadi di (sektor) sini, sini, dan sini, tapi itu bisa juga sebenarnya bukan data yang rahasia dan bisa diambil dari mana-mana,” papar dia.
Meski begitu, Mahfud memastikan pemerintah tidak menganggap sepele hal tersebut. Pemerintah tengah merapatkan tindak lanjut dari kebocoran data.
“Jadi bisa saja kebetulan sama atau cuma dokumen biasa. Tapi itu memang terjadi di dukcapil (kependudukan dan pencatatan sipil) dan di beberapa tempat,” tutur mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu. (OL-1)
Saya ingin bertemu Presiden untuk menjelaskan langkah politik saya selama ini
Mahfud menyebut PSSI harus segera mengambil tindakan dalam kurun waktu sesingkat-singkatnya.
PSSI diminta melakukan percepatan KLB untuk menghasilkan kepemimpinan dan kepengurusan yang berintegritas, profesional, bertanggung jawab, dan bebas dari konflik kepentingan.
Mahfud menegaskan bahwa penetapan tersangka tersebut harus sesuai dengan hukum acara pemeriksaan yang saat ini tengah dijalankan Polri.
Berikut delapan kesalahan yang dilakukan oleh PSSI menyusul tragedi Kanjuruhan.
Anggota TGIPF Akmal Marhali mengatakan harus ada penyelesaian secara internal dari PSSI dari poin-poin rekomendasi setebal 124 halaman itu.
Football Leaks merupakan kebocoran informasi terbesar sepanjang sejarah olahraga dan memicu penyelidikan di Belgia, Britania Raya, Prancis, Spanyol, dan Swiss.
"Intinya untuk server, data, aplikasi-aplikasi di Direktorat Kriminal Khusus Polda Metro Jaya serta sistem keamanan semuanya hingga saat ini aman,"
POLDA Metro Jaya mengamankan dua pelaku pemerasan, A dan MRP. Mereka menjalankan operasi dengan modus meretas akun Instagram milik korban dan meminta tebusan puluhan juta.
Polda Metro Jaya menangkap tersangka berinisial SH (28) yang melakukan peretasan server pulsa provider Smartfren yang merugikan perusahaan tersebut hingga Rp350 juta.
Baik kampanye Presiden Donald Trump maupun Joe Biden berada dalam bidikan para perampok dunia maya.
Pihak berwenang pun menyatakan kekhawatirannya atas peretasan tersebut yang dicurigai sebagai pekerjaan Rusia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved