Headline

KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.

Pasangan Capres dan Cawapres Disebut masih Cair

Mediaindonesia.com
31/5/2022 11:10
Pasangan Capres dan Cawapres Disebut masih Cair
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno memberikan penjelasan soal survei Capres.(MI/Andri Widiyanto )

MESKI pemilihan umum masih sekitar dua tahun lagi, faktanya saat ini sudah bermunculan nama-nama bakal calon presiden dan wakil presiden. Bahkan tidak jarang nama si A dipasangkan dengan si B atau si C kemudian dilakukan survei elektabilitas mereka saat diadu dengan pasangan lain.

Demikian halnya dengan pernyataan Joko Widodo dalam Rakernas Projo memunculkan beberapa penafsiran di sejumlah kalangan bahwa Jokowi sudah memperlihatkan gestur politik dan kode terhadap Ganjar Pranowo dalam kontes Pemilihan Presiden 2024. Menariknya, kehadiran Moeldoko yang mendampingi Jokowi dalam Rakernas tersebut juga ikut disorot.

Menurut Direktur Lembaga Riset dan Penelitian Indonesia, George Kuahaty dari konten pidato yang disajikan Jokowi itu sebenarnya ada tiga hal penting. Pertama jangan terburu-buru, bersabar dan tetap solid meskipun mungkin yang didukung hadir dalam Rakernas tersebut.

"Kehadiran kedua tokoh ini (Ganjar dan Moeldoko) langsung memunculkan spekulasi bahwa Presiden Jokowi memberi dukungan secara tidak langsung dengan simbol tertentu," ujarnya.

Ia menegaskan, pandangan itu juga didukung oleh beberapa survei bahwa sampai saat ini hasil memperlihatkan keunggulan Ganjar. Hasil survei Charta Politika menunjukkan Ganjar memiliki elektabilitas tertinggi 29,2%. Ini sudah masuk pada angka psikologis. Sementara Indikator Politik 26,7% dan Populis 24%. Artinya hasil ini sedikit lagi menyentuh 30% dan bisa saja lebih dari itu.

"Sementara hasil Survei Moeldoko terus naik pada Maret hingga April 2022 masuk 10 besar Lembaga Survei Nasional. Faktor penentu meningkatnya elektabilitas Moeldoko disebabkan oleh beberapa hal seperti pengalaman dan pendidikan serta latar belakang karier kemiliteran. Moeldoko lahir dari keluarga yang sederhana yang tinggal di pedesaan," tuturnya.

Kemudian, pasangan Ganjar dan Moeldoko bisa saja terjadi, apalagi keduanya cocok dengan kriteria pemimpin yang dibutuhkan saat ini seperti nasionalis dan Pancasialis, memiliki kemampuan dan kemauan untuk melanjutkan kebijakan pembangunan pemerintah saat ini serta memiliki rekam jejak dalam pemberantasan intoleran, radikalisme dan terorisme.

"Jadi sinyal sipil-militer atau militer-sipil yang memiliki kriteria itu sudah di pajang Pak Jokowi pada etalase PROJO dengan bahasa Ojo Kesusu," tegasnya.

Namun semuanya tetap menunggu tanggal mainnya hingga tiket politik digenggam. Beberapa faktor yang menentukan figur capres seperti jejaring politik, ekonomi, sosial, profil, ideologi dan mesin partai turut mempengaruhinya. "Intinya semua masih cair dan masih mungkin terjadi," pungkasnya. (RO/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya