Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

KSP: Pembangunan IKN Nusantara akan Wujudkan Indonesiasentris

Andhika Prasetyo
30/1/2022 12:15
KSP: Pembangunan IKN Nusantara akan Wujudkan Indonesiasentris
Presiden Joko Widodo meninjau langsung sodetan akses jalan menuju rencana ibu kota negara (IKN) di Provinsi Kalimantan Timur.(BIRO PERS/SETPRES/LUKAS)

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menegaskan bahwa gagasan pemindahan ibu kota negara ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur adalah bukti keseriusan pemerintah dalam mewujudkan pemerataan pembangunan.

Pemerintah berupaya serius mengusung konsep Indonesiasentris sehingga kemajuan tidak hanya terjadi di Jawa. "Selama ini, sebagian besar APBN hanya berputar di Jawa. Itu harus diubah. Oleh karena itu, gagasan pertama dan utama dari pemindahan IKN ini adalah agar indonesia tidak menjadi Jawa Sentris," ujar Ngabalin melalui keterangan resmi, Minggu (30/1).

Diharapkan, dengan meratanya pembangunan di pulau-pulau lain, pertumbuhan ekonomi di seluruh daerah di Indonesia juga akan semakin seimbang.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), selama ini, Jawa menjadi pulau yang memiliki berkontribusi terbesar dalam pertumbuhan ekonomi nasional.

Pada kuartal ketiga 2021, Jawa mencatatkan angka 57,55% untuk besaran Produk Domestik Bruto (PDB)

Sementara, PDB di Kalimantan hanya 8,32%, Sulawesi hanya 6,98%, serta Maluku dan Papua hanya 2,45%. "Terlihat jelas bahwa perputaran ekonomi terbesar terjadi di Jawa. Dengan pemindahan IKN ini perputaran APBN, alokasi keuangan, dan kebijakan yang tadinya berpusat di Pulau Jawa dapat bergeser dan merata ke pulau-pulau di luar Jawa," lanjut Ngabalin.

Akademisi dari Universitas Cenderawasih Septinus Saa mendukung langkah visioner Pemerintah. Ia juga mencontohkan bagaimana tata kelola Pemerintahan di Australia menjadi lebih baik setelah Ibu Kota Negara berpindah dari Sydney ke Melbourne. "Kita melihat kepadatan penduduk di Jawa terutama Jakarta. Selain itu, faktor lingkungan juga terbengkalai dimana sekarang banyak terjadi musibah. Hal ini menjadikan Jakarta tidak ideal lagi sebagai Ibu Kota," kata Septinus. (OL-12)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya