Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PENGURUS Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memutuskan menggelar Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar (Munas-Konbes) secara tatap muka di Hotel Grand Sahid, Jakarta, pada 25-26 September mendatang.
Pelaksanaan forum musyawarah tertinggi kedua setelah Muktamar itu akan digelar dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.
Ketua pelaksana Munas-Konbes NU Juri Ardiantoro mengungkapkan jumlah peserta yang akan mengikuti acara secara langsung sangat terbatas.
"Kami juga tidak mengundang pihak luar baik sebagai peninjau. Biasanya, pada setiap Munas, kami mengundang tamu dari dalam dan luar negeri untuk mengisi forum. Nanti hanya ada Wakil Presiden Maruf Amin. Itu pun karena statusnya sebagai mustasyar PBNU," jelas Juri dalam konferensi pers secara virtual, Kamis.
Baca juga : DPD RI: Kisruh Luhut-Haris Jadi Momentum Bongkar Carut Marut Investasi di Papua
Ketua Dewan Pengarah Munas-Konbes NU 2021 Ahmad Ishomuddin mengungkapkan, secara substansi, dua agenda besar tersebut akan membahas berbagai isu keagamaan yang juga menyangkut kehidupan bangsa.
"Munas-Konbes diharapkan mampu memunculkan keputusan strategis yang bisa menjawab kebutuhan umat serta memberi pandangan bagi keutuhan bangsa," tuturnya.
Salah satu agenda krusial dalam Munas Alim Ulama adalah penetapan tanggal pelaksanaan Muktamar ke-34.
"Ada yang meminta di akhir 2021 tapi tidak sedikit juga yang meminta di 2022. Tentu pendapat-pendapat ini akan diperdebatkan. Ini akan dibawa ke sidang pleno. Dinamika ini tidak untuk konsumsi umum. Kalo sudah diputuskan baru akan kita publikasikan," pungkasnya (OL-2)
Saat ini, menurutnya, ekosistem kesehatan nasional masih sangat rapuh. Itu ditandai dengan ketergantungan Indonesia terhadap alat-alat kesehatan impor.
NU pada hakekatnya memiliki satu tujuan yang tidak pernah berubah, yakni membawa perbaikan, baik dalam lingkup keagamaan maupun kemasyarakatan.
Miftahul Ahkyar berharap para Pengurus Wilayah Naldlatul Ulama merelakan keputusan mengenai pelaksanaan Muktamar NU dilakukan oleh Pengurus Besar NU.
Agenda pada dua kegiatan tersebut, jelas Juri, yaitu pembahasan dan penetapan hasil-hasil sidang komisi dan Bahtsul Masail.
Ketua Dewan Pengarah Munas-Konferesi Besar NU 2021 Ahmad Ishomuddin mengungkapkan pihaknya melihat bangsa Indonesia saat ini tengah mengalami krisis kepemimpinan.
Sheikh Muhammad bin Abdul Karim al-Issa mengungkapkan pujiannya kepada Nahdlatul Ulama (NU), atas peran dan kiprahnya di bidang kemanusiaan dan dunia internasional.
Dalam kegiatan ini, ratusan kader Muslimat NU dari berbagai daerah hadir mengikuti pembelajaran dan pemetaan potensi diri melalui metode Talent DNA yang dikembangkan oleh Founder ESQ
TUJUH puluh tahun telah berlalu sejak Konferensi Asia-Afrika di Bandung mempertemukan para pemimpin dari negara-negara baru merdeka.
Pada era Soeharto, peran Islam dalam politik luar negeri Indonesia sering disampingkan karena pemerintah lebih mendorong kebijakan luar negeri yang bebas-aktif.
"Khataman Al-Qur’an Serentak di Titik Lokasi Terbanyak di Seluruh Dunia", menjadikannya sebagai khataman Al-Qur’an terbanyak di masjid-masjid dengan total 10.000 titik lokasi.
HUBUNGAN diplomatik Indonesia-Rusia resmi berusia 75 tahun pada 3 Februari 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved