Headline
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.
MODERASI berpolitik akan menjadi salah satu isu besar yang akan dibahas dalam Musyawarah Nasional (Munas) Nahdlatul Ulama (NU) akhir pekan ini.
Ketua Dewan Pengarah Munas-Konferesi Besar NU 2021 Ahmad Ishomuddin mengungkapkan pihaknya melihat bangsa Indonesia saat ini tengah mengalami krisis kepemimpinan.
Sebagian besar elite politik, wakil rakyat, hanya berorientasi pada kekuasaan.
"Kita kekurangan orang yang benar-benar cinta Tanah Air. Para politisi masih berorientasi kepada kekuasaan," ujar Ishommudin dalam konferensi pers virtual, Kamis (23/9).
Menurutnya, NU memiliki kewajiban untuk ikut menyelesaikan masalah tersebut.
Baca juga : Munas NU Tatap Muka Digelar Akhir Pekan Ini
Karena sejatinya, organisasi Islam itu didirikan dan dijalankan dengan semangat politik, namun bukan politik tingkat rendah yang hanya menguber kekuasaan.
"NU harus steril dari politik semacam itu. Kepedulian NU terhadap politik diwujudkan dalam peran politik tingkat tinggi, yakni politik kebangsaan, politik kerakyatan, dan etika berpolitik," jelas pria yang akrab disapa Gus Ishom itu.
Oleh karena itu, NU memiliki kewajiban untuk memberi pandangan untuk mendorong kegiatan politik yang mengacu pada kemaslahatan rakyat.
"Dalam politik kerakyatan, pemerinah harus didukung penuh oleh rakyat. Oleh karena itu harus ada kebijakan yang pro rakyat," pungkasnya. (OL-2)
Dalam kalender yang digunakan umat islam, ada bulan tertentu yang dimaknai lebih mulia. Selain Ramadan dan Rajab, Muharram juga menjadi bulan yang dirayakan umat Islam dengan suka cita.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menguatkan kolaborasi dengan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) untuk bersama-sama mengatasi masalah bangsa yang terjadi.
Sheikh Muhammad bin Abdul Karim al-Issa mengungkapkan pujiannya kepada Nahdlatul Ulama (NU), atas peran dan kiprahnya di bidang kemanusiaan dan dunia internasional.
Dalam kegiatan ini, ratusan kader Muslimat NU dari berbagai daerah hadir mengikuti pembelajaran dan pemetaan potensi diri melalui metode Talent DNA yang dikembangkan oleh Founder ESQ
TUJUH puluh tahun telah berlalu sejak Konferensi Asia-Afrika di Bandung mempertemukan para pemimpin dari negara-negara baru merdeka.
Pada era Soeharto, peran Islam dalam politik luar negeri Indonesia sering disampingkan karena pemerintah lebih mendorong kebijakan luar negeri yang bebas-aktif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved