Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

KSP Sebut Aksi Teror di Pegunungan Bintang sebagai Anomali

Emir Chairullah
21/9/2021 19:45
KSP Sebut Aksi Teror di Pegunungan Bintang sebagai Anomali
Ilustrasi aksi teroro di Papua(Ilustrasi)

PEMERINTAH perlu mendalami terjadinya berbagai aksi kekerasan di Kabupaten Pegunungan Bintang yang sudah memakan sejumlah korban. Pasalnya, ungkap Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP)Theo Litaay, kekerasan tersebut terjadi di tengah proses pembangunan yang sedang dilakukan di Pegunungan Bintang. 

“Saya rasa persoalan ini perlu didalami secara khusus. Apakah ada masalah yang menjadi penyebab kekerasan? Siapa yang berkepentingan? Mengapa kemajuan dianggap sebagai ancaman?” katanya ketika dihubungi, Selasa.

Dirinya menilai kekerasan yang terjadi di Kiwirok merupakan anomali. Pasalnya, Pegunungan Bintang baru enam bulan lalu melaksanakan pesta demokrasi yang berjalan sangat lancar tanpa ada masalah berarti. Kemudian dilanjutkan dengan proses konsolidasi program kerja pemerintah yang cukup aktif. 

“Apalagi kasus ini terjadi di Kiriwok yang merupakan kampung asal kepala daerah,” ungkapnya.

Baca juga : Korban Kebiadaban KKB di Papua Bantah Dokter Restu Pegang Senjata

Dirinya menyesalkan berbagai aksi teror tersebut yang berdampak kepada pelayanan kesehatan di wilayah tersebut. 

“Apalagi yang menjadi target adalah orang-orang yang selama ini mengabdikan diri mereka untuk melayani warga di wilayah yang sulit secara geografis dan penuh keterbatasan semacam ini,” ujarnya.

Ketika ditanya apakah kekerasan ini terjadi akibat motif separatisme, Theo menyebutkan, kekuatan separatis hanya memanfaatkan momentum saja. 

“Ada separatisme yang mengambil kesempatan di tengah dinamika pembangunan yang dinamis. Yang perlu diantisipasi saat ini dan dimitigasi adalah dampak dari aksi teror kelompok bersenjata,” jelasnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya