Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

Fokus Kerja, Prabowo Tak Ingin Terganggu Survei Elektabilitas

Cahya Mulyana
14/8/2021 21:42
Fokus Kerja, Prabowo Tak Ingin Terganggu Survei Elektabilitas
Menhan Prabowo Subianto(Antara)

DI tengah strategi politik pencitraan tengah digalang sejumlah pihak untuk kontestasi politik 2024, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memilih fokus membantu Presiden Joko Widodo. Menteri Pertahanan ini mengaku risih dengan survei elektabilitas pencalonan presiden.

"Saya ingat kata Pak Prabowo bilang 'saya tuh risih kalau disebut menteri paling baik'," ujar Politisi Gerindra Habiburokhman pada diskusi virtual bertajuk Pandemi dan Konstelasi Politik 2024, Sabtu (14/8).

Hadir pada kesempatan itu Politisi Golkar Melki Laka Lena, Politisi PKB Jazilul Fawaid, Politisi Demokrat Syarief Hasan, Politisi PAN Viva Yoga Muladi dan Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah.

Menurut dia pandemi covid-19 harus menjadi ajang semua pihak untuk mengabdikan diri kepada negara. Bangsa tengah terhimpit dampak panjang penyebaran virus ini sehingga Prabowo mengeyampingkan kepentingan politik dan fokus membantu Presiden Jokowi.

Ia juga mengatakan tidak perlu adanya penilaian menteri terbaik berikut catatan elektabilitas. Pasalnya para pembantu presiden saling berkaitan jadi tidak tepat ketika salah satunya ditonjolkan. "Dalam kondisi saat ini semua menteri bekerja keras. Kita ingin membangun kerja sama maka jangan mengedepankan ego diri," pungkasnya.

Pada kesempatan sama Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah mengatakan pencitraan politik melalui baliho tidak menggenjot elektabilitas. Hal itu seperti terungkap dari hasil survei IPO tokoh yang tidak memasang gambar wajah di pinggir jalan naik elektabilitasnya seperti Prabowo Subianto dan Menteri BUMN Erick Thohir.

“Ini bisa jadi menandakan pemasangan baliho belum efektif atau belum dikenali publik sebagai upaya mempromosikan diri. Program populis, tanpa harus pasang baliho mampu menaikan elektabilitas yang progresif,” kata dia.

Menurut Dedi hasil survei itu menandakan bahwa pemasangan baliho di tempat umum tidak lagi efektif mengerek keterpilihan politikus. Dia menengarai hasil itu menandai perubahan tren publik yang lebih memperhatikan aktivitas politikus yang berdampak langsung ke masyarakat, bukan sekedar promosi.

"Mungkin itu akibat perubahan tren publik yang lebih memperhatikan aktivitas-aktivitas yang berdampak langsung ke publik,” jelasnya.

Survei IPO terhadap 1.200 responden pada 2-10 Agustus 2021 menunjukan bukti tersebut. Pemilihan responden menggunakan teknik multistage random sampling. Tingkat akurasi survei mencapai 97%. Sedangkan pengukuran kesalahan atau sampling error sekitar 2,5 %.

Menurut terdapat 10 besar tokoh potensial di 2024. Mayoritas yang tidak memasang baliho di tengah pandemi covid-19 memiliki elektabilitas tinggi. Urutan pertama tokoh yang memiliki elektabilitas tinggi ditempati Gubernur Jakarta Anies Baswedan dengan 18,7%, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo 16,5%, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno 13,5 %, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono 9,9%, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto 7,8 %, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 6,2%, Erick Thohir 4,7%, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian 3,6%, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto 2,5% dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan 1,9%. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya