Headline
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
PARTAI Golkar berkomitmen mencetak kader-kader yang berkualitas. Melalui Golkar Institute, diharapkan nantinya lahir para kader yang paham dan menguasai segala hal tentang pemerintahan dan juga ilmu kebijakan pubik.
Ketua Golkar Institute Ace Hasan Syadzily mengatakan Golkar Institute diproyeksikan menjadi Sekolah Pemerintahan dan Kebijakan Publik. Golkar serius membangun sekolah itu untuk menjadi kawah candradimuka bagi para kader Golkar.
Baca juga: Perayaan HUT Golkar Raih Rekor MURI
Konsep pembelajaran pun dipersiapkan dengan matang, seperti kurikulum, silabus, dan lain sebagainya. Bahkan, untuk merumuskan format yang ideal, Golkar Institute sampai berdiskusi dengan Profesor Kishore Mahbubani dari Lee Kwan Yew School of Public Policy, Singapura.
"Lewat Golkar Institute, para kader bisa berbagi pandangan tentang ilmu pemerintahan dan kebijakan publik yang harus dikuasi oleh seorang calon pemimpin," kata Ace, Minggu (31/1).
Ia mengemukakan, Golkar Institute dibentuk dengan misi menjadi sekolah partai yang terkemuka. Melalui Golkar Institute inilah Partai Golkar optimistis akan mencetak kepemimpinan atau para calon pemimpin politik yang transformatif, kompeten, inovatif, dan berintegritas.
"Calon pemimpin yang memiliki etos kerja yang tinggi, berdaya saing dalam mewujudkan good governance menuju Indonesia maju," ujarnya.
Visi dari Golkar Institute, terang Ace, ialah untuk menuju kepemimpinan politik yang transformatif, inovatif, berintegritas, memiliki etos kerja dan berdaya saing. "Serta berwawasan global dalam mewujudkan good government," katanya.
Ace menambahkan, pada Selasa (2/2) mendatang, Golkar Institute bakal menggelar diskusi secara daring. Salah satunya membahas kebijakan geopolitik Indonesia ke depan. Diskusi ini sekaligus menandai soft launching Golkar Institute, Sekolah Pemerintahan dan Kebijakan Publik.
Pembicara yang dihadirkan antara lain, Prof Kishore Mahbubani, guru besar terkemuka dari National University of Singapore. Hadir pula Ketua Umum Partai Golkar yang juga Ketua Dewan Pembina Golkar Institute, Airlangga Hartarto sebagai opening speaker.
"Narasumber lainnya yang akan hadir dalam diskusi ialah Profesor Ginandjar Kartasasmita, mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri (Menko Ekuin) yang juga mantan Kepala Bappenas Kabinet Pembangunan VII," ujarnya.
Pun para kepala daerah terpilih dari Partai Golkar akan jadi peserta diskusi tersebut. Menurutnya, ada tiga bidang yang akan jadi fokus dari kursus pendidikan pemerintahan yang digelar Golkar Institute. Pertama, bidang kepemimpinan. Bidang ini sangat penting untuk dikuasai karena bagaimana pun semua kader partai adalah calon pemimpin partai politik.
Kedua, bidang politik pemerintahan yang juga sangat penting untuk jadi bekal para kader beringin yang akan berkiprah di legislatif atau pun eksekutif. Ketiga, bidang public policy atau kebijakan ekonomi makro. Selain itu, juga bidang lainnya seperti pemahaman di bidang public communications dan stakeholder management. (J-2)
Professional development menjadi program unggulan dengan memberikan beragam workshop yang dibutuhkan guru.
ANGGOTA Komisi E DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz menilai penggunaan gawai (gadget) tak baik jika dijadikan alat utama pembalajaran untuk anak sekolah di jenjang SD, SMP maupun SMA.
SnackVideo mengusung tema Pemberdayaan Pendidikan melalui serangkaian kegiatan di sekolah.
Kegiatan kunjungan mencakup school tour dan wawancara media. Hasan Chabibie menyampaikan apresiasi atas fasilitas dan pendekatan modern Edu Global School.
NILAI kekeluargaan merupakan kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang hangat, suportif, dan saling menghormati.
Salah satu tokoh yang menekankan pentingnya sikap keterbukaan umat Islam terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dari Barat ialah Buya Hamka.
Meski menghadapi tantangan global yang sama, ASEAN memiliki keunggulan kompetitif, khususnya dari sisi demografi dan arus perdagangan.
ADA kata-kata bijak, ‘pemimpin itu juga guru’. Maknanya, pemimpin semestinya juga berjiwa pendidik karena ucapan, sikap, dan perilakunya harus bisa menjadi contoh.
Acara ini dimaknai sebagai capaian tonggak kepemimpinan dan praktisi muda yang telah menyelesaikan serangkaian pembelajaran intensif selama hampir 6 bulan.
Pemimpin yang sukses di era digital bukan hanya mereka yang menguasai teknologi, tetapi juga yang mampu membentuk budaya kerja yang agile dan kolaboratif.
LAN merilis Indonesia Leadership Outlook 2025 yang mengulas tantangan para pemimpin tahun ini. 3 tantangan utama adalah integritas dan korupsi, teknologi dan transformasi digital
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved