Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
LIMA terduga terorisme yang ditangkap Densus 88 di wilayah Aceh, ternyata satu diantaranya berstatus pegawai negeri sipil (PNS).
"ASN di Pemkab Aceh Timur," kata Kabid Humas Polda Aceh Kombes Winardy, Senin (25/1).
Winardy mengungkapkan, kelima teroris itu berprofesi berbeda. Ia merinci tersangka UM alias AA alias TA berprofesi sebaga pedagang buah-buahan. Lalu, SA alias S dan RA merupakan swasta atau tukang. MY berprofesi wiraswasta memiliki usaha perikanan dan cafe. Selanjutnya, terduga SJ alias AF berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Seperti diketahui terduga teroris tersebut ditangkap sepekan terakhir di lokasi yang berbeda. Inisial RA (41) warga Langsa Kota dan inisial SA alias S (30) ditangkap di Jalan Blang Bintang, Krueng Raya, Kecamatan Blang Bintang, Aceh Besar, pada Rabu (20/1).
Baca juga : Lagi, Isu Kelompok Taliban dan Radikal Serang KPK
Kemudian, Densus 88 berhasil mengamankan terduga teroris berinisial UM alias AZ alias TA (35) di Pasar Simpang 7 Ulee Kareng, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh, Kamis (21/1).
Pada hari yang sama, Densus 88 kembali berhasil mengamankan berisial SJ alias AF (40) di Gampong Sidorejo, Kecamatan Langsa Lama, Kota Langsa dan inisial MY (46) diamankan di Birem Puntong, Kec. Langsa Baro, Kota Langsa.
Winardy mengatakan kelima tersangka itu berafiliasi dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang sebelumnya pernah melakukan bom bunuh diri di Mapolresta Medan pada November lalu. Kelima tersangka berencana melakukan aksi teror di Aceh.
"Mereka hanya satu pemahaman saja dengan kelompok yang ditangkap karena bom Mapolresta Medan. Karena afiliasi mereka ke ISIS," kata Winardy. (OL-2)
Di tengah musim tanam padi gadu (musim tanam kedua), harga gabah di Kabupaten Aceh utara, Aceh, melonjak.
TIADA perbuatan paling indah, kecuali berpuasa A'syura dan menyantuni anak yatim serta bersedekah kepada orang miskin di Hari A'syura, 10 Muharram 1447 H.
KELANGKAAN hingga tingginya harga gas elpiji 3 kilogram (kg) di kawasan Provinsi Aceh jalan terus. Sejak tiga pekan terakhir hingga Minggu (6/7), belum ada tanda-tanda membaik.
Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram di Provinsi Aceh terus berlangsung. Sejak tiga pekan terakhir hingga, Minggu (6/7), belum ada tanda-tanda pasokan gas tersebut membaik.
Sesuai keadaan di lokasi sedikitnya ada tiga tahap warga setempat menanam bawang merah. Sebagian yang ditanami tahap pertama dua bulan lalu, kini sudah mulai memanen.
Hal itu mengundang perhatian publik, apakah ada permainan pasar atau kebijakan PT Pertamina mengurangi pasokan bahan bakar gas bersubsidi itu untuk masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved