Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

BNPT Sebut Potensi Radikalisme Tahun ini Menurun

Media Indonesia
18/12/2020 02:35
BNPT Sebut Potensi Radikalisme Tahun ini Menurun
Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar.(MI/Susanto)

SURVEI Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut fakta bahwa potensi radikalisme pada 2020 menurun, terjadi feminisasi radikalisme, urbanisasi radikalisme, serta radikalisasi generasi muda dan netizen. Literasi digital dianggap belum mampu menjadi daya tangkal efektif melawan radikalisasi.

Survei tersebut dilaksanakan BNPT bekerja sama dengan Alvara Strategi Indonesia, The Nusa Institute, Nasaruddin Umar Office, dan Litbang Kementerian Agama. Berdasarkan survei, indeks potensi radikalisme pada 2020 mencapai 14,0 (pada skala 0-100) atau turun 12,2% ketimbang pada 2019 yang mencapai 38,4 (pada skala 0-100).

Kepala BNPT Komisaris Jenderal Polisi Boy Rafli Amar mengatakan hasil survei tersebut menunjukkan kerja-kerja kontraradikalisme telah membuahkan hasil. Meski begitu, ia meminta semua pihak tetap waspada.

“Menurunnya potensi radikalisme, jangan sampai membuat seluruh elemen yang terlibat dalam kerja-kerja kontraradikalisme menjadi berpuas diri dan terlena. Justru harus terus lebih keras lagi melakukan diseminasi untuk melawan propaganda kelompok radikal intoleran dan radikal terorisme,” tutur Boy Rafli menjelaskan survei yang dirilis BNPT di sela pelaksanaan Rapat Koordinasi Nasional Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme, di Nusa Dua, Bali, Rabu (16/12) malam, tersebut.

Berdasarkan survei, fenomena netizen yang aktif mencari konten keagamaan di internet memiliki indeks potensi radikalisme yang lebih tinggi (12,6%) jika dibandingkan dengan netizen yang tidak aktif mencari konten keagamaan di internet (10,8%).

Demikian pula warga jejaring yang suka menyebar konten keagamaan ternyata memiliki potensi radikalisme lebih tinggi (13,3%) ketimbang yang tidak menyebar konten keagamaan (11,2%).

Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono mengungkapkan kelompok teroris mulai berpaling ke publik sebagai sumber pendanaan mereka. “Untuk organisasi teroris khususnya Jamaah Islamiyah (JI), saat ini mulai berusaha untuk go public karena semakin sulitnya mengumpulkan dana jika hanya lewat baik infak anggota maupun ikhtisod,” kata Argo, melalui keterangan tertulis, kemarin.

Argo mengatakan kelompok JI mengumpulkan dana dari kotak amal dan yayasan. Ada dua tipe yayasan yang menjadi sumber pengumpulan dana kelompok JI, yakni yayasan pengumpulan infak umum dengan menggunakan metode kotak amal dan yayasan pengumpul infak khusus, yakni metode pengumpulan dana yang dilakukan secara langsung.

Sebelumnya, polisi mengungkap sebaran kotak amal Yayasan Abdurrahman bin Auf (ABA) yang diduga menjadi sumber pendanaan kelompok teroris JI. Terdapat 20 ribu lebih kotak amal andalan JI di tujuh provinsi, yakni Sumatra Utara, Lampung, Jakarta, Semarang, Pati, Temanggung, Solo, Yogyakarta, Magetan, Surabaya, Malang, dan Ambon. (OL/Ant/Faj/P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya