Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Saatnya Parpol Merenung

Cahya Mulyana
17/12/2020 02:15
Saatnya Parpol Merenung
Para peserta yang hadirl dalam diskusi virtual refleksi akhir tahun yang digelar Diskusi Denpasar 12 di Jakarta, Rabu (16/12/2020).(MI/Susanto)

PARTAI politik (parpol) mendapatkan banyak kewenangan yang menentukan nasib bangsa, seperti menjadi rahim yang melahirkan pengisi eksekutif juga legislatif. Maka dari itu, sewajarnya salah satu pilar demokrasi ini melakukan renungan atas kinerja dan kontribusinya selama ini terhadap permasalahan dan masa depan negara.

"Jadi, salah satu pihak yang harus merenung itu parpol karena punya mandat. Parpol harus disehatkan karena punya kekuatan untuk memperbaiki ini semua," kata mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Komaruddin Hidayat, pada Forum Diskusi Denpasar 12 yang mengambil tajuk Refleksi Akhir Tahun 2020, Merangkum dan Mencari Hikmah dari Peristiwa untuk Bangsa, kemarin.

Pada kesempatan itu hadir Wakil Ketua MPR RI-Koordinator Bidang Penyerapan Aspirasi Masyarakat dan Daerah periode 2019-2024 Lestari Moerdijat, jurnalis senior Saur Hutabarat, Ketua Umum Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (NU) Ali Masykur Musa, budayawan Romo Haryatmoko, pengamat pertahanan keamanan Connie Rahakundini Bakrie, Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah Sunanto, dan Ketua DPP Partai Nas- Dem Koorbid Kebijakan Publik dan Isu Strategis Suyoto.

Menurut Komar, bangsa ini menyimpan banyak persoalan yang seharusnya menjadi prioritas, seperti sistem pendidikan yang tidak membangun kepercayaan diri dan kerja sama antarindividu, bidang sosial mengenai kecurigaan yang terus meluas antarkelompok dan golongan juga persoalan lain, termasuk dampak pandemi covid-19.

Pemerintah, kata dia, belum melakukan langkah membangun kepercayaan masyarakat serta optimisme. Begitu pula legislatif yang seharusnya menjadi jembatan aspirasi masyarakat.

"Parpol punya kekuatan luar biasa, tapi pertanyaannya apakah parpol itu dalam kondisi sehat atau sakit. Kalau sakit bagaimana membuat eksekutif dan legislatif sehat dan kalau sehat bagaimana memastikan eksekutif dan legislatif kita sehat," ujarnya.

Sementara itu, Ali Masykur Musa berpandangan pandemi memantik persoalan yang selama ini tertutupi mencuat ke permukaan. Perbedaan pandangan dalam bidang politik semakin memanas hingga tingkat masyarakat yang memupuk ketidakpercayaan terhadap pemerintah. Negara dengan segala kewenangannya perlu mengurai persoalan yang muncul untuk diselesaikan dengan baik hingga akarnya.


Sederhana

Connie Rahakundini Bakrie menilai sejumlah polemik yang muncul harus menjadi perhatian serius pemerintah. Selain untuk segera diatasi, juga menjadi pembelajaran dalam menghadapi persoalan yang lebih besar lagi di kemudian hari.

Ia mengatakan kegagapan menghadapi pandemi sudah cukup menjadi pelajaran pemerintah. Hal itu tidak boleh terulang lagi dalam mengantisipasi kejadian yang berpotensi muncul selain pandemi covid-19.

Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto mengajak tantangan bangsa selama 2020 menjadi titik tolak bagi semua pihak untuk bergotong royong dan menghilangkan sekat kepentingan. Pemerintah khususnya mesti menjadi contoh menjunjung Bhinneka Tunggal Ika melalui kinerjanya.

Saur Hutabarat menilai tahun ini banyak memberikan pesan untuk semua melakukan evaluasi. Pandemi menyuruh manusia kembali pada pikiran sederhana, seperti meningkatkan antibodi dengan berjemur.

"Persoalan yang ada seyogianya membawa kita ke kesederhanaan itu yang barangkali kita lupakan," pungkasnya. (P-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya