Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

8 Tersangka TNI belum Termasuk Penembak Pendeta Yeremia

Dhika Kusuma Winata
13/11/2020 02:40
8 Tersangka TNI belum Termasuk Penembak Pendeta Yeremia
Komandan Puspomad Letjen TNI Dodik Wijanarko (kiri) bersama dengan jajarannya setelah menggelar jumpa pers.(MI/MOHAMAD IRFAN)

TNI Angkatan Darat menyatakan masih terus mengusut kasus penembakan Pendeta Yeremia Zanambani yang terjadi di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, September lalu. Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Danpuspomad) Letjen Dodik Wijanarko menjamin akan menindak anggota yang diduga terlibat dalam kasus tersebut.

“Masih dalam proses penyelidikan dan penyidikan oleh tim gabungan. Apabila di kemudian hari sudah didapat alat bukti yang cukup, akan dilaksanakan proses hukum sebagaimana mestinya,” ucap Dodik dalam konferensi pers di Markas Puspomad, Jakarta, kemarin.

Dodik mengatakan tim gabungan TNI-AD dan Kodam XVII/Cenderawasih masih meminta keterangan saksisaksi dan olah tempat kejadian perkara (TKP). Tim juga memerlukan hasil forensik kematian, tetapi belum bisa mendapatkan lantaran belum adanya autopsi.

“Kita tidak ingin salah menentukan tersangka. Tentunya menentukan tersangka ke orang yang betul-betul melakukan dan berbuat kesalahan,” ujar Dodik.

Masih terkait dengan kasus di Hitadipa, Puspomad menetapkan delapan anggota TNI-AD sebagai tersangka pembakaran rumah dinas kesehatan. Delapan tersangka itu, yakni Kapten Infanteri SA, Letda Infanteri KT, Serda MFA, Sertu S, Serda ISF, Kopda DP, Pratu MI, dan Prada MH.

Dodik menyampaikan akibat aksi pembakaran tersebut, kerugian yang ditimbulkan ditaksir mencapai Rp1,3 miliar.

Menurut Dodik, kerugian itu akan ditanggung TNI-AD. KSAD Jenderal Andika Perkasa, ucap Dodik, menyatakan akan membangun kembali rumah dinas kesehatan itu.

Pembakaran rumah dinas kesehatan itu ditengarai berkaitan dengan penembakan Pendeta Yeremia Zanambani. Ketika itu, TNI tengah melakukan penyisiran mencari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang diduga berkaitan dengan penembakan Pratu Dwi Akbar Utomo dua hari sebelumnya.

Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus Intan Jaya Benny Mamoto mengapresiasi sikap tanggap dan langkah cepat KSAD dalam merespons dan menindaklanjuti temuan TGPF. Itu menunjukkan komitmen dan keseriusan pimpinan TNI-AD membangun kepercayaan publik, khususnya masyarakat Papua.

“Saya juga mengapresiasi keputusan KSAD untuk memberikan ganti rugi atau membangun kembali rumah dinas kesehatan Hitadipa. Ini akan membuat masyarakat semakin percaya kepada aparat.” (Dhk/Cah//P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya