Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Presiden: Pengembangan Optimalisasi Batu Bara Lamban

Andhika Prasetyo
23/10/2020 10:21
Presiden: Pengembangan Optimalisasi Batu Bara Lamban
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kanan)(ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

PRESIDEN Joko Widodo meminta peta jalan optimalisasi batu bara di dalam negeri dapat disusun secara cepat. Peta jalan tersebut dibutuhkan untuk pengembangan industri yang terintegrasi dari hulu sampai ke hilir.

Jokowi menilai Indonesia sudah terlalu lama menjadi pemain ekspor batu bara mentah. Hal tersebut membawa kerugian karena negara tidak bisa menikmati nilai tambah dari batu bara yang dihasilkan.

"Saya ingin dicarikan solusi mengatasi kelambanan industri turunan batu bara ini. Kita sudah lama sekali mengekspor batu bara mentah. Saya kira memang harus segera diakhiri," ujar Jokowi saat memimpin rapat terbatas, Jumat (23/10).

Jokowi menegaskan sektor batu bara harus bisa menghasilkan nilai tambah. Artinya, batu bara tidak dijual secara mentah tetapi harus diolah menjadi produk-produk turunan yang memiliki harga jauh lebih tinggi.

"Kita harus bergeser dari negara pengekspor bahan-bahan mentah menjadi negara industri yang mampu menyediakan barang jadi atau setengah jadi. Ini saya kira strategi besar yang kita harus konsisten menjalankannya," tuturnya.

Baca juga: ESDM Kembangkan Tujuh Skema Hilirisasi Batu bara

Oleh karena itu, ia meminta jajaran menterinya segera mengembangkan berbagai industri turunan batu bara mulai dari industri peningkatan mutu upgrading, pembuatan briket batu bara, pembuatan kokas, pencairan batu bara, gasifikasi batu bara sampai dengan campuran batu bara cair.

"Saya yakin dengan mengembangkan industri turunan, komoditas akan memiliki nilai tambah berkali-kai lipat," ungkapnya.

Nantinya, hasil produk-produk olahan batu bara dapat digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan bahan baku industri-industri di dalam negeri seperti baja dan pupuk yang selama ini masih harus didatangkan dari luar negeri.

Sebagaimana diketahui, proses produksi baja memerlukan bahan baku berupa metalurgi batu bara dan batu bara kokas. Adapun, industri pupuk membutuhkan gas sebagai salah satu bahan baku utama. Semua bahan baku tersebut bisa dihasilkan dari batu bara.

Dengan begitu, selain meningkatkan nilai tambah, optimalisasi batu bara juga akan mengurangi impor berbagai bahan baku industri.

"Oleh karena itu road map harus segera disusun. Tentukan strategi, tentukan produk hilir yang ingin kita kembangkan sehingga jelas arah mana yang akan kita tuju. Berapa banyak yang akan diubah menjadi gas, berapa banyak yang akan diubah menjadi petrokimia, kawasan mana yang akan dikembangkan menjadi hilirisasi industri batu bara sehingga sehingga jelas arah kita ini seperti apa," tegas kepala negara.

Ia juga meminta wilayah-wilayah sentra batu bara bisa memberikan jaminan pasokan untuk diolah di dalam negeri.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya